Teguran Suci Kepada TG Dato Dr Haron Din Bhg 2 (Firqah Daallah dan Fatwa Ulamak)



Mengenai video [Penjelasan TG Dato Dr Haron Din mengenai Amalan Syiah di Malaysia]

Assalamu ‘laikum warahmatu Llahi wa barakatuh.

Alhamdulillah, allazi arsala rasulahu bil huda wa deeni il haq liyudzhirahu ala addini kullih wakafa bi Llahi syahida. Alluhumma shalli ‘ala Muhammad wa aalhi at tahirin wa sallim taslima.

Segala puji bagi Allah, Yang mengutus dengan al hidayah dan agama yang benar untuk menzahirkan (memenangkan) atas segala agama dan cukuplah Allah sebagai saksi. dan Ya Allah muliakanlah (sanjunglah) Muhammad dan keluarganya yang suci dengan keamanan dan pengiktirafan.

Saya telah membuat komen dan teguran Bhg 1 sebagai pendahuluan. Berikut adalah komen untuk minit 1.50 – 4.01.

Isi ucapan TG Dato Dr Haron Din (menurut pendengaran saya):

Rupanya saya dapat panggilan dari Jabatan Agama Islam Selangor. Daripada Pegawai Pengarah Pendidikan Jabatan Agama, minta pengesahan betulkah tidak dakwaan kumpulan syiah di Selangor ini bahwa mereka telah mendapat restu daripada Ustaz Haron Din. Saya kata saya nak tahu dulu apa dia wording yang dia pakai ..... sokong errr saya tidak ada halangan ataupun apa saja. Mereka menyebut amalan mereka telah dirujukan kepada Ustaz Haron Din, Ustaz Haron Din tidak ada halangan, tidak ada apa-apa. Saya menyebut kepada pegawai itu, saya kata, sila ambil kenyataan saya bertulis: Saya Haron bin Din no telefon sekian sekian no IC sekian sekian menafikan bahawa saya terlibat dalam sebarang gerakan Syiah dan menafikan bahawa saya pernah menyatakan sokongan kepada syiah dan menafikan sekeras-kerasnya bahawa saya merestui orang-orang Syiah di Malaysia. Kedah, saya tahu ada dua pusat yang agak besar yang berkembang, Melaka, Melaka lagi hebat, Johor lagi hebat, kerana pihak berwajib tidak serius menangani masalah syiah. Fatwa telah wujud, mereka adalah firqah dhaalah terkeluar daripada Islam, tapi tidak diambil tindakan. (Minit 4.01)

Fatwa telah wujud, mereka adalah Firqah Dhaallah

1. Pada peringkat awal selepas video yang ditukar tajuk itu menyebabkan anak saya yang berkerja di Koperasi Darus Syifa' lari balik kampung kerana tak tahan dengan cemuhan emak dan bapa saudaranya yang akhirnya berhenti kerja. Salah seorang bapa saudaranya mengirim SMS berikut:

SMS ini dihantar kepada saya pada [21.6.2013 jam 3:33 pm] yang lalu – dalam kurungan dan huruf condong saya mudahkan untuk di baca:'

[Saya ade mintak ust hd (Harun Din) dia komen pasal solat tu....dia cakap ni syiah tapi salatnya sah cuma ia bertentangan dgn sunnah ok... pasal issue sekarang adik beradik persoalkan tentang solat kan?.. harap diam kan dulu nanti saya akan maklumkan dgn yg lain ok... tapi yg lain2 tu saya tak tanya ok... soh lah wan (nama anak saya) dtg keje ye... klu (kalau) boleh balik hari ni n besok boleh keje pasal tak de org..

[21.6.2013 jam 3:51pm] [Semalam masa ust haron din ceramah ade soalan tentang syiah dia tak cakap pon syiah ni haram n (dan) sesat sebab kenapa arab saudi beri laluan pada geng ni pegi  buat haji n(dan) umrah. N(dan)  lagi satu dia cakap untuk perpaduan islam kerana bila kita keluar fatwa haram ia boleh memecahkan islam ok..

Tapi dia ade cakap jugak bagi yg menglaknat abu bakar n omar ..mana mungkin seorng kafir boleh dia kebumikan dlm 1 tempat dgn kekasih  allah.seber sedikit ilmu yg ade ... 21.6.2013 3:54pm]

Komen: Saya tidak tahu apakah benar beliau telah berjuampa Tuan Guru Dato. Nampaknya ada sedikit perbezaan jawapan terutama tentang sesat dalam SMS dan Firqah Dhaallah dalam video.

2. Saya kemukakan beberapa fatwa ulamak:

2.1 Fatwa Syekh Universiti Al-Azhar, Muhammad Tanthawi






Soalan:

Apakah dibolehkan untuk menganggap sebuah mazhab Islam, yang tidak termasuk mazhab ahlusunah (suni), sebagai salah satu mazhab yang berafiliasi ke Islam murni? Atau, dengan kata lain, apakah diperbolehkan untuk menganggap seseorang sebagai seorang muslim di luar empat mazhab ahlusunah yang terkenal yang mengikuti salah satu mazhab Islam seperti Zahiri, Ja’fari, Zaidi, atau Ibadiah?

Jawapan:

Islam murni telah disampaikan oleh Nabi Islam saw. kepada kita sebagaimana telah dinyatakan dalam ucapan-ucapan beliau dalam Kutub As-Sittah (enam kita koleksi hadis yang dianggap sahih oleh ahlusunah) yang mengutip hadis Jibril: Nabi saw. berkata, “Barang siapa yang beriman kepada tiada tuhan selain Allah Azza wa Jalla, Muhammad saw. sebagai utusan suci-Nya, mendirikan salat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadan, dan melaksanakan ibadah haji ketika ia mampu, maka ia adalah seorang muslim.”

Demikian juga telah dinukil oleh Abdullah bin Umar ra. yang berkata bahwa Nabi saw. menyatakan bahwa Islam didirikan atas lima dasar: kesaksian bahwa tiada tuhan selain Allah, Muhammad saw. adalah rasul-Nya, mendirikan salat, membayar zakat, menunaikan ibadah haji, berpuasa di bulan Ramadan.” Dengan demikian, setiap manusia (baik ia lelaki maupun perempuan) yang memberi kesaksian bahwa tiada tuhan selain Allah, Muhammad adalah rasul (utusan Allah), dan ia mengakui lima dasar tersebut serta melakukan kelima-limanya dan jika ada perbedaan pada cabang-cabang bukan di ushul, maka kita hanya bisa mengatakan bahwa para pengikut mazhab-mazhab Islam ini sebagai muslim.

Syariah suci Islam memerintahkan para pemeluknya untuk berfatwa berdasarkan apa yang tampak dari orang-orang tersebut karena hanya Allah Yang Mahakuasa yang mengetahui akal pikiran umat manusia.

Telah disebutkan dalam hadis mulia Nabi Muhammad saw., “Aku telah diperintahkan untuk mengadili manusia secara zahir tetapi hanya Allah Azza wa Jalla yang mengetahui pikiran seseorang.”

Penting untuk disebutkan bahwa perbedaan-perbedaan tersebut yang ada di antara mazhab-mazhab Islam sekarang diajarkan di Fakultas Syariah Universitas Al-Azhar. Perbedaan-perbedaan ini diterangkan secara rinci karena kita tahu bahwa perbedaan-perbedaan tersebut adalah masalah yang absah adanya mengingat perbedaan-perbedaan tersebut terdapat pada topik-topik cabang, bukan pada ushul.

Soalan: Apakah pengertian takfir?

Jawapan: Takfir artinya seseorang menyifati orang lain sifat kafir yang tidak diperbolehkan kecuali jika orang yang dikafirkan tersebut menolak kebolehan menyembah Allah dengan niat baik. Juga ia menolak keimanan pada malaikat, kitab-kitab suci, para nabi, dan hari kiamat.

Allah Swt. berfirman, Rasul telah beriman kepada Alquran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya…” (QS. Al-Baqarah: 285)

Juga firman-Nya: “Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: ‘Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)’, serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan.” (QS. An-Nisa: 150- 151)

Karena Allah Swt. memerintahkan: Tidak boleh ada pengafiran kepada orang-orang yang saleh juga para pengikut salah satu mazhab Islam, yang seluruh mazhab tersebut memiliki kesepakatan dalam kebolehan dalam niat baik atas ketaatan kepada Allah, keimanan pada para malaikat dan kitab-kitab suci, para nabi, dan hari akhirat juga kepada orang-orang yang beriman pada penerimaan pelaksanaan kewajiban-kewajiban yang Allah telah perintahkan kepada kita meliputi salat, zakat, puasa, dan haji (bagi mereka yang mampu) juga pada penerimaan kebaikan-kebaikan etis seperti ketulusan, amanah, kesucian, dan amar makruf nahi mungkar.

Nabi saw. secara keras memperingatkan orang-orang yang mengafirkan kaum muslim berdasarkan pada apa yang telah dikutip oleh Ibnu Umar, Ibnu Masud, dan Abu Dzar dalam kitab-kitab sahih.

2.2  Fatwa Mufti Agung Suriah, Syekh Ahmad Kuftaro








Soalan:
Apakah mazhab-mazhab seperti Zaidi, Ja’fari, dan Ibadiah adalah mazhab-mazhab Islam?

Jawapan:
Membatasi fikih Islam hanya kepada Alquran suci dan sunah adalah kelalaian terhadap agama Islam dan ini telah menjadikan agama yang benar ini suatu agama yang berpandangan picik yang terbatas pada target kecil yang tidak mampu merespon berbagai keinginan manusia dan persoalan-persoalan kehidupan.

Sudut pandang mazhab-mazhab ini dalam cabang-cabang fikih berbeda. Meskipun demikian, mazhab-mazhab fikih ini berjalan di atas prinsip-prinsip Islam dan begitu juga di dalam prinsip-prinsip yang dapat diperdebatkan, perbedaan-perbedaan yang ada di antara para fukaha menyangkut cabang-cabang dari mazhab Islam adalah untuk memudahkan orang-orang dan menghilangkan berbagai kesulitan mereka.

Karena itu, dengan mempertimbangkan fakta-fakta ini, mengikuti (bertaklid) kepada salah satu mazhab-mazhab diizinkan sekalipun itu mengharuskan ia mengarah ke eklektisisme karena mazhab Maliki dan sekelompok mazhab Hanafi secara tepat mempunyai fatwanya. Dengan demikian, beramal yang didasarkan pada mazhab-mazhab Islam yang termudah atau bertaklid pada perintah-perintah termudah ketika itu mengharuskannya dan layak diizinkan, karena agama Tuhan adalah mudah, bukan agama yang sulit.

Misalnya, Allah SWT berfirman: “Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Mâidah: 3)

Karena itu, mazhab Zaidi digolongkan sebagai salah satu mazhab Islam termulia terutama sekali ketika buku yang ditulis oleh Imam Yahya bin Murtadha berjudul Al-Bahr Azh-Zhakhar Al-Jamâ, suatu ensiklopedi fikih di dalamnya tidak ada perbedaan apa pun dengan fikih dari ahlusunah kecuali mereka mempunyai perbedaan-perbedaan parsial di dalam isu-isu seperti ketidaksahan mengusap kepala atau kaki dengan ujung jari-ujung jari yang basah ketika berwudhu juga pemboikotan atas pembantaian oleh non-muslim.

Syiah Imamiah adalah mazhab Islam yang paling dekat kepada mazhab Imam Syafii. Perbedaan fikihnya dengan fikih ahlusunah hanya terkait pada tujuh belas permasalahan.

Demikian juga mazhab Ibadiah adalah mazhab yang paling dekat kepada mazhab ahluljemaah (suni) menyangkut pendapat tersebut karena perintah-perintah fikih dari para pengikutnya diturunkan berdasarkan Alquran, sunah, ijmak, dan kias (qiyâs).
Karena alasan–alasan di atas, perbedaan-perbedaan yang ada di antara para fukaha seharusnya tidak boleh dianggap sebagai tidak lazim karena agama itu dinilai sebagai realitas yang satu dan unik. Lagi pula, sumber dan asal-muasal agama semata-mata Wahyu Ilahi.

Tidak pernah terdengar bahwa perbedaan-perbedaan yang ada di antara mazhab-mazhab fikih telah memicu pertikaian atau konflik bersenjata di antara para pengikut mazhab. Semua itu karena perbedaan-perbedaan yang ada di antara mazhab-mazhab Islam berkenaan dengan fikih ilmiah dan ijtihad bersifat parsial, dan menurut Nabi Islam saw., “Karena keputusan ijtihadnya, fakih menerima pahalanya. Jika ijtihadnya sesuai, dua pahala untuknya. Jika tidak sesuai, tetap ada satu pahala untuknya.”

Dengan demikian, tidaklah tepat menisbatkan sesuatu apa pun kepada mazhab-mazhab Islam kecuali jika di dalam kerangka ini. Mazhab-mazhab yang disebutkan adalah mazhab-mazhab Islam dan fikih mereka terhormat juga didukung.
                  
2.3 Fatwa Syekh Universiti Al-Azhar, Mahmud Syaltut

Pejabat Pusat Universiti al-Azhar

Dengan nama Allah Maha Pengasih Maha Penyayang

Teks Fatwa yang dikeluarkan Yang Mulia Syaikh Al-Akbar Mahmud Syaltut, Rektor Universiti Al-Azhar tentang Kebolehan Mengikuti Mazhab Syiah Imamiah

Soalan:
Yang Mulia, sebagian orang percaya bahwa penting bagi seorang muslim untuk mengikuti salah satu dari empat mazhab yang terkenal agar ibadah dan muamalahnya benar secara syar’i, sementara syiah imamiah bukan salah satu dari empat mazhab tersebut, begitu juga syiah Zaidiah. Apakah Yang Mulia setuju dengan pendapat ini dan melarang mengikuti mazhab syiah imamiah itsna asyariyah misalnya?

Jawapan:

1. Islam tidak menuntut seorang muslim untuk mengikuti salah satu mazhab tertentu. Sebaliknya, kami katakan: setiap muslim punya hak mengikuti salah satu mazhab yang telah diriwayatkan secara sahih dan fatwa-fatwanya telah dibukukan. Setiap orang yang mengikuti mazhab-mazhab tersebut boleh berpindah ke mazhab lain, dan bukan sebuah tindakan kriminal baginya untuk melakukan demikian.

2. Mazhab Ja’fari, yang juga dikenal sebagai syiah imamiyah itsna asyariyah (Syiah Dua Belas Imam) adalah mazhab yang secara agama benar untuk diikuti dalam ibadah sebagaimana mazhab sunni lainnya.

Kaum muslim mestinya mengetahui hal ini, dan sayugianya menghindarkan diri dari prasangka buruk terhadap mazhab tertentu mana pun, karena agama Allah dan syariahnya tidak pernah dibatasi pada mazhab tertentu. Para mujtahid mereka diterima oleh Allah Yang Mahakuasa, dan dibolehkan bagi yang bukan-mujtahid untuk mengikuti mereka dan menyepakati ajaran mereka baik dalam hal ibadah maupun transaksi (muamalah).

Tandatangan,

Mahmud Syaltut

Fatwa di atas dikeluarkan pada 6 Juli 1959 dari Rektor Universiti al-Azhar dan selanjutnya dipublikasikan di berbagai penerbitan di Timur Tengah yang mencakup, tetapi tidak terbatas hanya pada:

1. Surat kabar Ash-Sha’ab (Mesir), terbitan 7 Juli 1959.
2. Surat kabar Al-Kifah (Lebanon), terbitan 8 Juli 1959.

Bagian di atas juga dapat ditemukan dalam buku Inquiries About Islam oleh Muhammad Jawad Chirri, Direktur Pusat Islam Amerika (Islamic Center of America), 1986, Detroit, Michigan.


2.4 Fatwa Mufti Agung Mesir, Nasr Farid Wasil

Soalan:

Bagaimanakah pendapat Anda mengenai orang yang bertaklid kepada Imam ahlulbait as.?
Jawapan:

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang

Sudah maklum bahwa setiap muslim yang beriman kepada Allah Swt., bersyahadat atas monoteisme (tauhid), mengakui misi Nabi Muhammad saw., tidak menyangkal perintah-perintah agama dan orang yang dengan sepenuhnya sadar akan rukun-rukun Islam dan salat dengan tata cara yang benar, maka niscaya juga tepat baginya sebagai imam salat jamaah bagi yang lain dan juga mengikuti imamah orang lain ketika melakukan salat sehari-hari meskipun ada perbedaan-perbedaan (paham) keagamaan di antara imam dan makmumnya. Prinsip ini pun berlaku bagi syiah ahlulbait as.

Kita bersama mereka (syiah ahlulbait) berhubung dengan Allah, Rasulullah saw., ahlulbait as, juga para sahabat Nabi Muhammad saw.

Tidak ada perbedaan di antara kita dan mereka menyangkut prinsip-prinsip dan dasar-dasar syariah Islam juga kewajiban-kewajiban agama.

Ketika Allah Swt. memberikan rahmat-Nya kepada kami sehingga bisa hadir di Republik Islam Iran di kota-kota seperti Tehran dan Qom. Ketika kami menjadi imam salat berjemaah mereka bermakmum kepada kami, begitu juga ketika mereka menjadi imam kami bermakmum kepada mereka.

Karena itu, kami memohon kepada Allah Swt. untuk melahirkan persatuan di antara umat Islam, menghapus setiap permusuhan, kesulitan, perbedaan di antara mereka dan mengangkat kesulitan-kesulian yang ada di antara mereka sekaitan dengan fikih dan kewajiban-kewajiban agama yang pertengahan.


2.5 Fatwa Syekh Ali Jum’ah

Ada sebuah kelompok di luar sana yang bekerja keras untuk mempertegang hubungan antara syiah dan suni, untuk memecah persatuan muslim, yang dengan melakukan hal itu mereka dapat meraih tujuan mereka sendiri. Karena alasan ini, dengan dikeluarkannya fatwa saya, saya menyatakan kebolehan untuk beribadah menurut fikih syiah.

Kita harus akui bahwa syiah, di negara ini, cukup maju. Karena alasan ini, kita dapat bekerja sama dengan mereka karena selama ini syiah dan suni memiliki satu kiblat, tidak ada perbedaan di antara mereka. Sejak awal sejarah kita, syiah selalu menjadi bagian tak terpisahkan dalam umat Islam.

Para pengikut mazhab syiah sangat maju, tapi ada segelintir individu yang dengan tujuan menciptakan perbedaan, membuat kitab-kitab mereka (syiah) menjadi usang, dan demikian mengeluarkan beberapa topik yang dapat menimbulkan sikap emosi dan perpecahan.

Beberapa organisasi politik, yang didukung dan dilindungi oleh Wahabi, berusaha mengumpulkan seluruh kekuatan mereka untuk menghambat hubungan antara mazhab syiah dan suni. [Penerjemah: Ali Reza Aljufri]


2.6 Fatwa Ayatullah Al-Uzhma Ali Khamenei








Soalan:
Mengingat berbagai alasan kuat untuk mengharuskan persatuan di antara umat muslim, apa pendapat Yang Mulia mengenai pengikut berbagai mazhab Islam—seperti mazhab yang empat ahlusunah, Zaidiah, Zahiri, Ibadhi, dan lainnya yang meyakini prinsip-prinsip agama yang jelas—dalam umat Islam? Apakah diperbolehkan menganggap kafir kepada mazhab yang disebutkan di atas atau tidak? Selain itu, apa saja batasan takfir [pengkafiran] di masa dan era kini?

Jawapan:

Semua mazhab Islam adalah tergolong umat Islam dan memiliki akses atas seluruh keuntungan yang diberikan oleh Islam. Selain itu, perpecahan di antara kelompok umat muslim, tidak hanya bertentangan dengan ajaran Alquran yang mulia dan sunah Nabi saw., tapi juga mengakibatkan lemahnya umat muslim dan beralihnya urusan mereka pada musuh-musuh Islam. Oleh karena itu, pembagian semacam itu tidak diboleh untuk alasan apapun. [Penerjemah: Ali Reza Aljufri]


2.7 Fatwa Ayatullah Sayid Husain Fadhlullah







Islam, dengan semua keperluan teologi yang ditemukan dalam Alquran Alkarim, dapat disimpulkan dalam syahadatain [dua kalimat syahadat]. Setiap individu yang menerima adalah muslim. Dia berhak atas semua hak yang dilekatkan pada semua muslim, dan dia diwajibkan untuk melaksanakan seluruh kewajiban [sebagai seorang] muslim. Selain itu, penolakan terhadap aspek-aspek penting agama tidak membuat seseorang menjadi keluar dari agama kecuali jika individu tersebut mengetahui konsekuensi dari penolakannya adalah menolak Nabi saw. Allah Swt.—yang karena topik yang jelas adalah kes yang sering muncul.

Namun, perbedaan pendapat dalam masalah-masalah teori yang banyak ulama miliki—yang mungkin disebabkan perbedaan pendapat dalam hal keandalan periwayat, atau makna sebuah hadis, atau beberapa hal lain yang menyebabkan perselisihan yang menjadi asas perbedaan—tidak menyebabkan keluarnya seseorang dari agama.

Dalam pandangan ini, kami memiliki pendapat bahwa seluruh muslim dan pengikut mazhab tergolong dalam umat Islam. Karena itu, tidaklah diperbolehkan untuk menyatakan kafir pada mereka dengan alasan apapun. Selain itu, segala perbedaan di antara mereka yang diselesaikan dengan bijak melalui diskusi intelektual dan logik dan melalui bimbingan Alquran yang suci.

“…Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah dan Rasul…” (QS. 4: 59) [Penerjemah: Ali Reza Aljufri]


2.8 Fatwa Ayatullah Ali As-Sistani







Soalan:

Apakah orang yang melafalkan dua kalimat syahadat, melaksanakan salatnya dengan menghadap ke arah kiblat (Mekkah) dan ia adalah pengikut salah satu dari delapan mazhab Islam yang terdiri dari Hanafi, Syafii, Maliki, Hambali, Ja’fariah, Zaidiah, Ibadiah dan Zahiriah, dianggap sebagai seorang muslim? Apakah darah, kehormatan, dan hartanya mendapat perlindungan?

Jawapan:

Siapa pun yang mengucapkan dua kalimat syahadat atas nama Allah Yang Mahakuasa, tidak melakukan suatu perbuatan yang berlawanan dengannya dan siapapun yang bukan musuh ahlulbait adalah seorang muslim.

3. Persidangan Islam Ulama se Dunia di Iran. Link contoh laporan sebuah stesen TV

Ulama sunni tidak akan menghadiri Persidangan tersebut kalau mereka menerima fatwa ‘mereka adalah firqah dhaalah terkeluar daripada Islam’,

4. Kesatuan, Musuh akhir zaman dajjal dan Penyelamat Al Mahdi

Adapun  jika  umat  bercerai-berai  dalam  permusuhan,  berpecah-belah  dalam  berbagai kelompok  dan  golongan,  saling  membenci  dan  mendengki,  memfitnah  dan  mencaci, tenggelam dalam keterlenaan dan kesia-siaan, lalai akan tuntutan kemajuan zaman, maka ia akan menjadi umat yang hina-dina dan terkebelakang, terombang-ambing oleh badai dan gelombang kehancuran, mangsa tak berdaya di hadapan penjajah yang kejam, sasaran para penindas  yang  tak  berperikemanusiaan.  Dan  jadilah  ia  umat  yang  mati,  yang  tidak  lagi merasakan  kehinaan  yang  menimpanya  atau  kemalangan  yang  mengurungnya.  Tak  adasuaranya yang didengar atau keluhannya yang diperhatikan. Keadaan itulah yang mendorong kami mengingatkan dan memperingatkan, agar kita (kaum Muslim)  segera  meninggalkan  perpecahan  dan  permusuhan,  lalu  menyatukan  gerak  dan tindak, mendekatkan antara sesama saudara, seraya mendengarkan dengan saksama seruan Allah Ta'ala:

"...  dan  janganlah  kamu  menyerupai  orang-orang  yang  bercerai-berai  dan  berselisih sesudah datang keterangan-keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang orang yang mendapat siksa yang berat." (Ali 'lmran 105)
"... dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali Allah, dan janganlah kamu bercerai berai..." (Ali 'lmran 103)
"Sesungguhnya  orang-orang  yang  memecah  belah  agamanya  lalu  mereka  menjadi bergolongan,  tidak  ada  sedikit  pun  tanggung-jawabmu  (wahai  Muhammad)  terhadap mereka.  Urusan  mereka  hanyalah  terpulang  kepada  Allah.  Kemudian  Allah  akan memberitahu mereka akibat dari yang telah mereka perbuat". (Al-An'am 159)

Bukankah kita kini berada di suatu masa yang dikuasai oleh ilmu dan dikendalikan oleh kecerdasan  dan  kepandaian?  Mata  air  kearifan  memancar  dalam  diri  para  pemikir  yang piawai.  Matahari  kebajikan  memantulkan  cahayanya  di  wajah-wajah  mereka.  Tidakkah mereka merasa terpanggil untuk menggerakkan pena-pena mereka dan mencurahkan isi hati dan pikiran mereka, untuk memulai perjuangan melawan kefanatikan golongan, mematahkan kekuatannya,  menghapus  bekas-bekasnya?  Dan  agar  menggantikan  hal  itu  dengan mendesakkan  tugas-tugas  kemanusiaan  serta  peningkatan  sarana-sarana  kemajuan.  Juga agar mereka tak henti-hentinya menyerukan persatuan dan toleransi di antara para penganut aliran Sunnah dan Syi'ah. Dengan penjelasan-penjelasan yang berkesan sepanjang masa serta ucapan-ucapan penyesalan yang mampu melumatkan batu cadas yang paling keras sekali.

Kealpaan umat Islam dalam nengenal musuh amat ketara sekali. Belum ada usaha yang bersungguh-sungguh untuk menyatukan ummat dalam mengenal musuh. Paling menyedihkan ada umat Islam atau negara umat Islam yang bersekongkol dengan musuh atau dajjal yang diingatkan oleh nabi saw.

Seorang ulamak Iraq pengkaji dan penulis kemunculan Imam Mahdi menyatakan dalam satu ceramah (saya berkesempatan melihat video dgn sub) antara lain katanya:

Pentagon, Amerika syarikat ada fail lengkap mengenai Imam Mahdi. Mereka telah mengebom negara umat Islam yang difikirkan tempat Imam Mahdi..... yang terakhir Iraq yang bertepatan dengan hadis tentang kesamasukan dajjal melalui Sanam (seingat saya) dan memang pun kemasukan tentera Amerika dalam campur tangannya dengan politik Iraq di akhir 90an. Satu-satunya fail yang tiada pada Pentagon ialah fail gambar Imam Mahdi.

(Itu pun mereka telah pergi ke tempat belajar dengan tujuan mencari gambar Imam Ahmad Al-Hasan Al-Yamani as dan berjaya membuka fail pelajar dan alhamdulilah gambar tersebuat dihilangkan ALLAH. Mereka juga telah menggeledah rumah Imam Ahmad Al Hassan Al Yamani as... Allah Maha Pelindung) Begitu pekanya Amerika syarikat mengenal Imam Mahdi umat Islam.

Bagaimana dengan umat Islam. Apabila muncul orang mengaku Imam Mahdi apa respon umat Islam? Apa respon negara umat Islam? Apa respon ulamak Islam? Apa respon pergerakan Islam? Saya bagi contoh respon mereka:

1.      Macamana dia muncul sekarang sepatutnya ....
2.      Biarlah dia akan menghancurkan dajjal
3.      Kita sokong dari belakang sahaja
4.      Entah betul entah tidak
5.      Dajjal Basrah
6.      Ajaran sesat
7.      .........

Hanya yang menunggu dan mencarinya, mengkajinya, melihat bukti-buktinya melihat seruannya membandingkan dengan hadis-hadis kezuhurannya. Ramai manusia dari serata dunia dan berbagai bangsa termasuk paderi keristian sendiri yang bertanyakan soalan-soalan besar seperti cerita Qabil Habil yang kahwin adik beradik, anjing ashabul Kahfi malah di manakah letaknya kubur Saidatina Fatimah Az Zahrah yang tidak pernah disebutkan oleh Imam 12 ...... malah soalan sains dari Atheis ... beribu-ribu soalan telah dikemukan dan ada yang telah dibukukan oleh ansar Al Mahdi. Mukjizatnya kadang kala terjadi di daerah kediamannya di Iraq  .........

Saya pernah sebutkan di BHG 1:

Sekarang telah ada orang yang telah di bai’ah (1999 – 2013) sebagai Mahdi yang dijanjikan. Mari kita sahut seruannya. Mengaku sebagai AL MAHDI bukan kerja sesenang menjawat Presiden atau ketua negara mana pun. Ia adalah amanah ALLAH di zaman AL HIDAYAH (zaman Imam Mahdi) selepas zaman AL WILAYAH (zaman Imam-imam 12, Aali Muhammad) selepas zaman AR RISALAH (zaman Muhammad saw) selepas zaman para rasul dan mursalin yang membawa RISALAH AT TAUHID.

Mengaku sebagai AL MAHDI bukan kerja senang untuk memikul AL HIDAYAH memulih dan mengembalikan umat manusia kepada RISALAH AT TAUHID dan menegak SYARIAT ALLAH yang masih tetap menegakkan AR RISALAH Muhammad saw. Itulah tujuan selawat kita: Menyanjung dan Memuliakan Muhammad dan Keluarganya (ahli baitnya) sebagaimana Allah memuliakan Ibrahim as dan Keluarganya. Akan terkabullah doa Ibrahim as. Lil mutaqina Imama.

Marilah menjadi ansar nabi-nabi, ansar Muhammad dan ahli baitnya ansar Imam Mahdi bahkan Ansar Allah yang akan mempersiapkan diri untuk menentang AS SUFYANI dan MASIHUD DAJJAL.
Tidak rugi sesiapa yang membai’ahnya kerana dia membawa panji Allah, dialah Baqiatullah dialah Al Qaim dialah SAHIBUZ ZAMAAN. Ujilah dia dengan ADZDZAIM hujjah-hujjah berat dan besar apa pun dari dari makruah dan manzurah dari Mukjizat atau ayat-ayat Allah baik dari Al Quran mahupun Taurat, Injil dan Zabur.

Malaikat-malaikat itu berkata: "Patutkah Engkau merasa hairan tentang perkara Yang telah ditetapkan oleh Allah? memanglah rahmat Allah dan berkatnya melimpah kepada kamu, Wahai ahli bait. Sesungguhnya Allah Maha terpuji, lagi Maha melimpah kebaikan dan kemurahanNya". (11:73)

Dan Kami jadikan dari kalangan mereka Imam-imam (aimmah/pemimpin), Yang membimbing mereka (hidayah) kepada urusan (hukum ugama) kami, selama mereka bersikap sabar serta mereka tetap yakin akan ayat-ayat keterangan kami. As Sajdah:24)


Yang berikut diambil dari http://almahdyoon.org/ dan diterjemah olehhttp://pendokongalyamani.blogspot.com/

           

Ibn Al Munada meriwayatkan: " Sufyani ada tiga, Mahdi ada tiga. Sufyani pertama akan muncul, dan jika dia bangkit namanya disebut-sebut sehingga menjadi popular, Mahdi pertama bangkit, dan kemudian Sufyani kedua, dan kemudian Mahdi kedua bangkit, dan maka Sufyani ketiga akan bangkit, dan kemudian Mahdi ketiga akan bangkit, dan begitulah Allah akan membuatkan segala-galanya menjadi lebih baik daripada telah musnah sebelumnya, dan dia akan menyelamatkan orang beriman, dan akan membuat Sunnah kembali hidup, dan memadamkan api-api bid’ah. " 

[Al Arf Al Wardi Li Al Sayuti, jilid 1, ms 149, hadith 250] 
___________________________________________

Diriwayat dari Hadab bin Khaled Al Azdi [yang] meriwayatkan daripada Hamad bin Salma [yang meriwayatkan] dari Sama’ bin Harb, telah berkata: "Saya telah mendengar Jaber bin Samra berkata: 'Aku mendengar Rasulullah (sawa) bersabda: "Islam akan kekal mulia sehingga 12 Khalifah," dan kemudian dia berkata perkataan yang aku tidak fahami, lantas aku berkata kepada ayahku: "Apa yang baginda katakan?" Baginda berkata: "Kesemua mereka adalah daripada Quraisy." 

[Sahih Muslim, jilid 3, ms 1453] 
___________________________________________

Diriwayatkan dari Muhammad bin Abeed [yang] meriwayatkan dari Abu Usama [yang meriwayatkan] dari Za'eda [yang meriwayatkan] dari Sama’ [yang meriwayatkan] dari Sa'eed bin Jabeer [yang meriwayatkan] dari Ibn Abbas, beliau biasa mendengar mereka berkata: "Terdapat 12 Kalifah untuk umat ini!" Beliau berkata: "Betapa bodohnya kamu? Selepas 12 adalah tiga, dari kami adalah Safah, Mansoor dan Imam Mahdi?" 

Abu Usama berkata: "Tafsiran [dari kami] bermakna anak Imam Mahdi, sehingga kemunculan Dajjal." 

[Uyoon AlAkhbar Ibn Qutayba p.302] 
___________________________________________

Pengarang kitab Umdat Al Qaree Sharh Sahih Bukhari, Badr Al Deen Al Ayni Al Hanafi berkata: "Ianya tidak mustahil bahawa akan ada 12 selepas Mahdi yang akan muncul di akhir zaman ..." sehingga dia berkata: "Dan kemudian selepas dia, anaknya akan memerintah, dan dengan itu akan terdapat 12 raja-raja, setiap seorang daripada mereka adalah Imam Mahdi." 
___________________________________________

Daripada Ka’ab Al Ahbar:”Di sana akan terdapat 12 Mahdi, yang kemudian “Ruh Allah” akan turun untuk membunuh Dajjal.” 

Tafsir Ibn Abi Hatem dari Ka'ab Al Ahbar, beliau berkata: "Mereka adalah 12, dan apabila mereka semua meninggal dunia, akan menggantikan mereka 12 yang serupa mereka, dan itu adalah janji dari Allah kepada umat ini." Lalu dia membaca: " Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa.” 

[Tafsir Ibn Abi Hatem, hadith no. 13730] 
[Ibn Abi Hatem AlRazi, jilid 8, ms 2628] 
___________________________________________

Ibnu Hajar di dalam kitab Fath Al Bari, dalam petikan yang panjang berkata: Abu bin Al Hussein Al Munadi: Pada bahagian di mana dia mengumpul mengenai Imam Mahdi, dalam mengertikan pengertian hadith "Akan terdapat 12 Khalifah ", adalah bermaksud ianya akan berlaku selepas Mahdi yang akan muncul di akhir zaman, kerana aku dapati dalam kitab Daniel, apabila Imam Mahdi mati, akan ada 5 lelaki yang memerintah dari anak cucu yang tertua, dan setelah itu 5 anak dari cucu yang muda, dan kemudian yang terakhir akan menyerahkan kepimpinan beliau kepada anak dari cucu yang tertua, dan kemudian anaknya akan memerintah, 12 raja-raja akan memerintah, setiap seorang daripada mereka adalah Imam Mahdi. 

[ Fath Al Bari Sharh Sahih Bukhari, jilid 20, Ms266, hadis 6682] 
___________________________________________

Telah berkata Ibn Al Munadi, dan di dalam riwayat Abi Saleh dari Ibnu Abbas. Nama Imam Mahdi adalah Muhammad bin Abdullah, dan dia adalah seorang lelaki yang janggutnya dicelup dengan warna merah, umat ini akan bebas daripada semua kesengsaraan, dan keadilan, dia akan menghapuskan semua ketidakadilan, dan selepas dia akan ada 12 lelaki. 

Diriwayatkan dari Rashdeen dari Ibn Lahee'a dari Abi Qabeel dari Abdullah Ibni Umar, beliau berkata: "Selepas Imam Mahdi yang akan mengambil orang-orang Yaman ke bandar-bandar mereka, kemudian Mansoor, dan kemudian selepas dia Mahdi yang akan membuka kota Rom dengan tangannya." 

[Fitan Ibn Hamad, jilid 1, ms 395, hadith 1186] 
___________________________________________

Dalam Kitab Fitan Ibn Hamad AlMaroozi dan dia adalah guru kepada Bukhari, diriwayatkan daripada Al Hakam bin Nafe ' [yang meriwayatkan] dari Jarah dari Arta'a: "Sufyani akan membunuh semua orang-orang yang menderhaka kepadanya dan akan memotong mereka dengan gergaji, dan memasak mereka dalam periuk selama 6 bulan. Setelah itu, dia akan bertemu dengan pentadbir dua timur dan dua barat, dengan bilangan Khalifah selepas Rasul Allah (sawas) untuk umat. "(Dalam kes ini bilangan Khalifah adalah 12)

Titik pertemuan antara doktrin Sunni dan Syiah


Terdapat banyak riwayat dalam buku-buku yang ditulis oleh ulama Sunni yang membicarakan tentang Imam Al-Mahdi yang akan muncul di akhir zaman berdasarkan riwayat yang kelihatan bertentangan ideologi di permukaan, dengan apa yang difahami oleh ulama doktrin Jafari . Oleh itu, kebanyakan ulama Jafari tidak mengambil kira riwayat-riwayat mereka, malah tidak pernah pun melihat kepada riwayat-riwayat mereka, seperti riwayat yang menyatakan bahawa Al-Mahdi mempunyai nama sepertiku dan nama bapanya seperti nama bapaku". 

Rasulullah (sawas) bersabda: "... Ia ada di sana bahawa dia lah yang memecahkan suhuf Musa, meja dan mimbar Sulaiman dan tongkat Musa di salah satu gua. Selain itu, tidak terdapat satu awan pun, yang datang dari timur, barat, selatan atau dari arah kiblat, yang jika ia melewati gua tersebut tanpa menurunkan keberkatan untuk Gunung atas apa dipunyainya. Tambahan pula, ia tidak lama lagi akan diambil alih oleh seorang lelaki dari keturunanku, dari keluargaku, namanya adalah seperti namaku, nama bapanya adalah seperti nama bapaku, dan dia di kalangan semua manusia akan menjadi orang yang paling banyak persamaan ketara denganku, samada dari sudut penampilan atau akhlak yang baik. [1]. 

Rasulullah (SAW) berkata: Namanya adalah seperti namaku dan nama bapanya seperti nama bapaku. Dia adalah dari keturunan anak perempuanku Fatimah, dan Allah akan mendedahkan kebenaran melalui mereka dan menyekat kepalsuan dengan pedang mereka. Orang akan bersungguh-sungguh mengikuti mereka untuk bersama dengan mereka dan berasa gerun dengan mereka. Beliau berkata: Rasul Allah (sawa) berhenti sejenak sambil menangis, baginda berkata: Wahai manusia, bergembiralah kerana janji Allah tidak akan dimungkiri dan penghakimanNya tidak akan ditolak, kerana Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Kemenangan Allah adalah sangat hampir. Ya Allah, ini adalah ibu bapaku. Oleh itu, jauhkan kekotoran dari mereka dan bersihkan mereka sebersih-bersihnya. Ya Allah, peliharalah mereka, berilah mereka makan, sokonglah mereka, tinggallah bersama mereka, selesakanlah mereka, janganlah Engkau hinakan mereka dan jadikanlah aku khalifahMu di kalangan mereka. Sesungguhnya Engkau mampu melakukan semua yang Engkau inginkan. [2] 

Walau bagaimanapun, bagi pengikut doktrin Ahlulbayt (a.s), Imam Al Mahdi dikenali sebagai Muhammad bin Al-Hassan Bin Ali ... (a.s). Nama bapanya (a.s) bukan (Abdullah) atau dari nama-nama nenek moyang Rasulullah (sawa), dari susur galur nabi yang panjang, sebagaimana sabda baginda, "Aku adalah anak kepada yang disembelih [iaitu] Abdullah [3] dan Ismail.[4] "Rasulullah (sawa} bersabda: Sekiranya hari kemunculan tiba, aku akan dipanggil dari dalam Arasy: "Wahai Muhammad, anda mempunyai Ibraham kholilullah (a.s ) sebagai bapa anda dan dia akan menjadi sebaik-baik bapa! kamu juga mempunyai Ali Bin Abi Talib (a.s) sebagai saudara kamu dan dia akan menjadi sebaik-baik saudara! [4]. 

Maka riwayat ini tidak terpakai kepada Imam Al Mahdi (a.s), tetapi ianya terpakai kepada Mahdi Pertama, kerana nama bapanya adalah salah satu nama daripada nenek moyang Rasulullah (sawa) dari kalangan nabi. Dalam kes seperti itu, kata-kata "Namanya ialah seperti namaku dan nama bapanya seperti bapaku" akan terpakai kepadanya. Selain itu, Mahdi Pertama (a.s) adalah yang pertama beriman dengan Imam Al-Mahdi (a.s) di masa kemunculannya, yang bermaksud bahawa dia akan lahir pada akhir zaman. Satu fakta yang bersesuaian dengan doktrin Sunni. Dalam doktrin mereka, menanti-nantikan Mahdi Pertama, iaitu Imam Mahdi yang akan lahir pada akhir zaman, yang akan mempunyai nama yang sama seperti Rasulullah (sawa), dan nama bapanya akan sama seperti salah seorang nenek moyang Rasulullah.Oleh itu, riwayat-riwayat ini tidak terpakai kepada Imam Al-Mahdi (a.s) tetapi terpakai kepada Mahdi Pertama dari keturunan Imam Al-Mahdi (a.s). 

Dalam konteks ini juga, disebabkan “pekikan dari langit”  Saihat dalam riwayat Sunni yang menyebutkan nama "Al-Yamani" dan mengumumkan beliau sebagai khalifah, kita harus bertanya diri kita tentang khalifah ini: khalifah siapakah dia ini? Ibn Hamaad meriwayatkan: Mahdi hanya boleh dari kalangan Quraisy dan kekhalifahan tidak boleh ditanggung melainkan oleh salah seorang dari kalangan mereka. Namun, dia mempunyai keturunan dan susur galur dari Yaman.[5] 

Juga diriwayatkan dengan autoriti Ibn Hamaad, juga dengan autoriti Arta'a: Mereka akan bermesyuarat dan mencari seseorang yang mereka hendak mengikrarkan bai'ah. Kemudian mereka akan mendengar suara yang bukan datang dari manusia mahupun dari jin, yang berkata: "berbai’ahlah kepada sipulan bin sipulan", dengan merujuk kepada namanya. Tidak akan dikatakan dia adalah daripada ini atau itu (keturunan), tetapi dia adalah khalifah Al Yamani.[6]

Oleh itu, Al-Yamani adalah khalifah Al-Mahdi (a.s), satu fakta yang juga bersesuaian dengan pernyataan Ahlulbayt (a.s). Oleh itu, di sinilah riwayat-riwayat yang dilaporkan oleh Sunni dan Syiah berkumpul.
__________________________________________ 
[1] Sharh Al-Akhbar, oleh Hakim An-Nu'man Al-Mughrabi, vol. 3, ms. 386. 
[2] Al-Manaqeb, oleh Al-Muwaffaq Al-Khawarezmi, p. 62. 
[3]Abdullah adalah bapa Rasulullah (sawa) dan kepadanya tradisi Ismael (a.s) telah diperturunkan. 
[4] 'Uyoon Akhbar Reza (a.s), oleh Sheikh As-Sadooq, vol. 1, ms. 34. 
[5] Mu`jam Ahadith Al-Imam Al Mahdi (a.s), oleh Sheikh Ali Al-Qur'an Al-Aamili, jilid 1, ms. 299. 
[6] Ibid [Sumber yang sama]


Wassalam
Hanizi Mohamad

Kami adalah Pendokong Imam Al Mahdi (a.s), pengikut Imam Ahmad Al Hassan Al Yamani (a.s). Kami daripada pelbagai bangsa dan negara keseluruhannya memperakukan bahawa Imam Ahmad Al Hassan (a.s) adalah pendiri (Qoim) keluarga Muhammad (a.s) iaitu Al Yamani, pewaris dan utusan Imam mahdi (a.s) kepada umat Islam, utusan Isa (a.s) kepada penganut Kristian dan utusan Ilyas (a.s) kepada kaum Yahudi.

Untuk lebih mendalam sila rujuk:

http://www.hashemstudios-board.com/ English – video ‘The Arrived”
http://almahdyoon.org/ - Laman rasmi Arab
http://www.saviorofmankind.com/ Laman rasmi English



No comments:

Post a Comment