Mengenai
video [Penjelasan TG Dato Dr Haron Din mengenai Amalan Syiah di Malaysia]
Assalamu
‘laikum warahmatu Llahi wa barakatuh.
Alhamdulillah,
allazi arsala rasulahu bil huda wa deeni il haq liyudzhirahu ala addini kullih
wakafa bi Llahi syahida. Alluhumma shalli ‘ala Muhammad wa aalhi at tahirin wa
sallim taslima.
Segala
puji bagi Allah, Yang mengutus dengan al hidayah dan agama yang benar
untuk menzahirkan (memenangkan) atas segala agama dan cukuplah Allah sebagai
saksi. dan Ya Allah muliakanlah (sanjunglah) Muhammad dan keluarganya yang suci
dengan keamanan dan pengiktirafan.
Saya telah membuat komen dan teguran Bhg 1 sebagai
pendahuluan. Berikut adalah komen untuk minit 1.50 – 4.01.
Isi ucapan TG Dato Dr Haron Din (menurut pendengaran
saya):
Rupanya saya dapat panggilan dari Jabatan Agama Islam
Selangor. Daripada Pegawai Pengarah Pendidikan Jabatan Agama, minta pengesahan
betulkah tidak dakwaan kumpulan syiah di Selangor ini bahwa mereka telah mendapat
restu daripada Ustaz Haron Din. Saya kata saya nak tahu dulu apa dia wording
yang dia pakai ..... sokong errr saya tidak ada halangan ataupun apa saja.
Mereka menyebut amalan mereka telah dirujukan kepada Ustaz Haron Din, Ustaz
Haron Din tidak ada halangan, tidak ada apa-apa. Saya menyebut kepada pegawai
itu, saya kata, sila ambil kenyataan saya bertulis: Saya Haron bin Din no
telefon sekian sekian no IC sekian sekian menafikan bahawa saya terlibat dalam
sebarang gerakan Syiah dan menafikan bahawa saya pernah menyatakan sokongan
kepada syiah dan menafikan sekeras-kerasnya bahawa saya merestui orang-orang
Syiah di Malaysia. Kedah, saya tahu ada dua pusat yang agak besar yang
berkembang, Melaka, Melaka lagi hebat, Johor lagi hebat, kerana pihak berwajib
tidak serius menangani masalah syiah. Fatwa telah wujud, mereka adalah firqah
dhaalah terkeluar daripada Islam, tapi tidak diambil tindakan. (Minit
4.01)
Fatwa telah wujud,
mereka adalah Firqah Dhaallah
1. Pada peringkat awal selepas video yang
ditukar tajuk itu menyebabkan anak saya yang berkerja di Koperasi Darus Syifa' lari
balik kampung kerana tak tahan dengan cemuhan emak dan bapa saudaranya yang
akhirnya berhenti kerja. Salah seorang bapa saudaranya mengirim SMS berikut:
SMS ini dihantar kepada saya pada [21.6.2013 jam 3:33
pm] yang lalu – dalam kurungan dan huruf condong saya mudahkan untuk di baca:'
[Saya ade mintak ust hd (Harun Din)
dia komen pasal solat tu....dia cakap ni syiah tapi salatnya sah cuma ia
bertentangan dgn sunnah ok... pasal issue sekarang adik beradik persoalkan
tentang solat kan?.. harap diam kan dulu nanti saya akan maklumkan dgn yg lain ok...
tapi yg lain2 tu saya tak tanya ok... soh lah wan (nama anak saya) dtg
keje ye... klu (kalau) boleh balik hari ni n besok boleh keje pasal tak
de org..
[21.6.2013 jam 3:51pm] [Semalam masa
ust haron din ceramah ade soalan tentang syiah dia tak cakap pon syiah ni haram
n (dan) sesat sebab kenapa arab saudi beri laluan pada geng ni pegi buat haji n(dan) umrah. N(dan) lagi satu dia cakap untuk perpaduan islam
kerana bila kita keluar fatwa haram ia boleh memecahkan islam ok..
Tapi dia ade cakap jugak bagi yg
menglaknat abu bakar n omar ..mana mungkin seorng kafir boleh dia kebumikan dlm
1 tempat dgn kekasih allah.seber sedikit
ilmu yg ade ... 21.6.2013 3:54pm]
Komen: Saya tidak tahu apakah benar beliau
telah berjuampa Tuan Guru Dato. Nampaknya ada sedikit perbezaan jawapan
terutama tentang sesat dalam SMS dan Firqah Dhaallah dalam video.
2. Saya kemukakan beberapa
fatwa ulamak:
2.1 Fatwa Syekh Universiti Al-Azhar, Muhammad Tanthawi
Soalan:
Apakah dibolehkan untuk menganggap sebuah mazhab Islam, yang tidak termasuk mazhab ahlusunah (suni), sebagai salah satu mazhab yang berafiliasi ke Islam murni? Atau, dengan kata lain, apakah diperbolehkan untuk menganggap seseorang sebagai seorang muslim di luar empat mazhab ahlusunah yang terkenal yang mengikuti salah satu mazhab Islam seperti Zahiri, Ja’fari, Zaidi, atau Ibadiah?
Jawapan:
Islam murni telah disampaikan oleh Nabi Islam saw. kepada kita sebagaimana telah dinyatakan dalam ucapan-ucapan beliau dalam Kutub As-Sittah (enam kita koleksi hadis yang dianggap sahih oleh ahlusunah) yang mengutip hadis Jibril: Nabi saw. berkata, “Barang siapa yang beriman kepada tiada tuhan selain Allah Azza wa Jalla, Muhammad saw. sebagai utusan suci-Nya, mendirikan salat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadan, dan melaksanakan ibadah haji ketika ia mampu, maka ia adalah seorang muslim.”
Demikian
juga telah dinukil oleh Abdullah bin Umar ra. yang berkata bahwa Nabi saw.
menyatakan bahwa Islam didirikan atas lima dasar: kesaksian bahwa tiada tuhan
selain Allah, Muhammad saw. adalah rasul-Nya, mendirikan salat, membayar zakat,
menunaikan ibadah haji, berpuasa di bulan Ramadan.” Dengan demikian, setiap
manusia (baik ia lelaki maupun perempuan) yang memberi kesaksian bahwa tiada
tuhan selain Allah, Muhammad adalah rasul (utusan Allah), dan ia mengakui lima
dasar tersebut serta melakukan kelima-limanya dan jika ada perbedaan pada
cabang-cabang bukan di ushul, maka kita hanya bisa mengatakan bahwa para
pengikut mazhab-mazhab Islam ini sebagai muslim.
Syariah
suci Islam memerintahkan para pemeluknya untuk berfatwa berdasarkan apa yang
tampak dari orang-orang tersebut karena hanya Allah Yang Mahakuasa yang
mengetahui akal pikiran umat manusia.
Telah
disebutkan dalam hadis mulia Nabi Muhammad saw., “Aku telah diperintahkan untuk
mengadili manusia secara zahir tetapi hanya Allah Azza wa Jalla yang mengetahui
pikiran seseorang.”
Penting
untuk disebutkan bahwa perbedaan-perbedaan tersebut yang ada di antara
mazhab-mazhab Islam sekarang diajarkan di Fakultas Syariah Universitas
Al-Azhar. Perbedaan-perbedaan ini diterangkan secara rinci karena kita tahu
bahwa perbedaan-perbedaan tersebut adalah masalah yang absah adanya mengingat
perbedaan-perbedaan tersebut terdapat pada topik-topik cabang, bukan pada
ushul.
Soalan: Apakah
pengertian takfir?
Jawapan: Takfir
artinya seseorang menyifati orang lain sifat kafir yang tidak diperbolehkan
kecuali jika orang yang dikafirkan tersebut menolak kebolehan menyembah Allah
dengan niat baik. Juga ia menolak keimanan pada malaikat, kitab-kitab suci,
para nabi, dan hari kiamat.
Allah
Swt. berfirman, Rasul telah beriman kepada Alquran yang diturunkan kepadanya
dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka
mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang
lain) dari rasul rasul-Nya…” (QS. Al-Baqarah: 285)
Juga
firman-Nya: “Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan
rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan
rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: ‘Kami beriman kepada yang sebahagian dan
kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)’, serta bermaksud (dengan perkataan
itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir),
merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk
orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan.” (QS. An-Nisa: 150-
151)
Karena
Allah Swt. memerintahkan: Tidak boleh ada pengafiran kepada orang-orang yang
saleh juga para pengikut salah satu mazhab Islam, yang seluruh mazhab tersebut
memiliki kesepakatan dalam kebolehan dalam niat baik atas ketaatan kepada
Allah, keimanan pada para malaikat dan kitab-kitab suci, para nabi, dan hari
akhirat juga kepada orang-orang yang beriman pada penerimaan pelaksanaan
kewajiban-kewajiban yang Allah telah perintahkan kepada kita meliputi salat,
zakat, puasa, dan haji (bagi mereka yang mampu) juga pada penerimaan
kebaikan-kebaikan etis seperti ketulusan, amanah, kesucian, dan amar makruf
nahi mungkar.
Nabi
saw. secara keras memperingatkan orang-orang yang mengafirkan kaum muslim
berdasarkan pada apa yang telah dikutip oleh Ibnu Umar, Ibnu Masud, dan Abu
Dzar dalam kitab-kitab sahih.
2.2
Fatwa Mufti Agung Suriah, Syekh Ahmad
Kuftaro
Soalan:
Apakah mazhab-mazhab seperti Zaidi, Ja’fari, dan Ibadiah adalah mazhab-mazhab Islam?
Jawapan:
Membatasi fikih Islam hanya kepada Alquran suci dan sunah adalah kelalaian terhadap agama Islam dan ini telah menjadikan agama yang benar ini suatu agama yang berpandangan picik yang terbatas pada target kecil yang tidak mampu merespon berbagai keinginan manusia dan persoalan-persoalan kehidupan.
Membatasi fikih Islam hanya kepada Alquran suci dan sunah adalah kelalaian terhadap agama Islam dan ini telah menjadikan agama yang benar ini suatu agama yang berpandangan picik yang terbatas pada target kecil yang tidak mampu merespon berbagai keinginan manusia dan persoalan-persoalan kehidupan.
Sudut
pandang mazhab-mazhab ini dalam cabang-cabang fikih berbeda. Meskipun demikian,
mazhab-mazhab fikih ini berjalan di atas prinsip-prinsip Islam dan begitu juga
di dalam prinsip-prinsip yang dapat diperdebatkan, perbedaan-perbedaan yang ada
di antara para fukaha menyangkut cabang-cabang dari mazhab Islam adalah untuk
memudahkan orang-orang dan menghilangkan berbagai kesulitan mereka.
Karena
itu, dengan mempertimbangkan fakta-fakta ini, mengikuti (bertaklid) kepada
salah satu mazhab-mazhab diizinkan sekalipun itu mengharuskan ia mengarah ke
eklektisisme karena mazhab Maliki dan sekelompok mazhab Hanafi secara tepat
mempunyai fatwanya. Dengan demikian, beramal yang didasarkan pada mazhab-mazhab
Islam yang termudah atau bertaklid pada perintah-perintah termudah ketika itu
mengharuskannya dan layak diizinkan, karena agama Tuhan adalah mudah, bukan
agama yang sulit.
Misalnya,
Allah SWT berfirman: “Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa
sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS.
Al-Mâidah: 3)
Karena
itu, mazhab Zaidi digolongkan sebagai salah satu mazhab Islam termulia terutama
sekali ketika buku yang ditulis oleh Imam Yahya bin Murtadha berjudul Al-Bahr
Azh-Zhakhar Al-Jamâ, suatu ensiklopedi fikih di dalamnya tidak ada perbedaan
apa pun dengan fikih dari ahlusunah kecuali mereka mempunyai
perbedaan-perbedaan parsial di dalam isu-isu seperti ketidaksahan mengusap
kepala atau kaki dengan ujung jari-ujung jari yang basah ketika berwudhu juga
pemboikotan atas pembantaian oleh non-muslim.
Syiah
Imamiah adalah mazhab Islam yang paling dekat kepada mazhab Imam Syafii.
Perbedaan fikihnya dengan fikih ahlusunah hanya terkait pada tujuh belas
permasalahan.
Demikian
juga mazhab Ibadiah adalah mazhab yang paling dekat kepada mazhab ahluljemaah
(suni) menyangkut pendapat tersebut karena perintah-perintah fikih dari para
pengikutnya diturunkan berdasarkan Alquran, sunah, ijmak, dan kias (qiyâs).
Karena
alasan–alasan di atas, perbedaan-perbedaan yang ada di antara para fukaha
seharusnya tidak boleh dianggap sebagai tidak lazim karena agama itu dinilai
sebagai realitas yang satu dan unik. Lagi pula, sumber dan asal-muasal agama semata-mata
Wahyu Ilahi.
Tidak
pernah terdengar bahwa perbedaan-perbedaan yang ada di antara mazhab-mazhab
fikih telah memicu pertikaian atau konflik bersenjata di antara para pengikut
mazhab. Semua itu karena perbedaan-perbedaan yang ada di antara mazhab-mazhab
Islam berkenaan dengan fikih ilmiah dan ijtihad bersifat parsial, dan menurut
Nabi Islam saw., “Karena keputusan ijtihadnya, fakih menerima pahalanya. Jika
ijtihadnya sesuai, dua pahala untuknya. Jika tidak sesuai, tetap ada satu
pahala untuknya.”
Dengan
demikian, tidaklah tepat menisbatkan sesuatu apa pun kepada mazhab-mazhab Islam
kecuali jika di dalam kerangka ini. Mazhab-mazhab yang disebutkan adalah
mazhab-mazhab Islam dan fikih mereka terhormat juga didukung.
2.3 Fatwa Syekh Universiti Al-Azhar, Mahmud Syaltut
Pejabat
Pusat Universiti al-Azhar
Dengan
nama Allah Maha Pengasih Maha Penyayang
Teks
Fatwa yang dikeluarkan Yang Mulia Syaikh Al-Akbar Mahmud Syaltut, Rektor
Universiti Al-Azhar tentang Kebolehan Mengikuti Mazhab Syiah Imamiah
Soalan:
Yang Mulia, sebagian orang percaya bahwa penting bagi seorang muslim untuk mengikuti salah satu dari empat mazhab yang terkenal agar ibadah dan muamalahnya benar secara syar’i, sementara syiah imamiah bukan salah satu dari empat mazhab tersebut, begitu juga syiah Zaidiah. Apakah Yang Mulia setuju dengan pendapat ini dan melarang mengikuti mazhab syiah imamiah itsna asyariyah misalnya?
Yang Mulia, sebagian orang percaya bahwa penting bagi seorang muslim untuk mengikuti salah satu dari empat mazhab yang terkenal agar ibadah dan muamalahnya benar secara syar’i, sementara syiah imamiah bukan salah satu dari empat mazhab tersebut, begitu juga syiah Zaidiah. Apakah Yang Mulia setuju dengan pendapat ini dan melarang mengikuti mazhab syiah imamiah itsna asyariyah misalnya?
Jawapan:
1. Islam tidak menuntut seorang muslim untuk mengikuti
salah satu mazhab tertentu. Sebaliknya, kami katakan: setiap muslim punya hak
mengikuti salah satu mazhab yang telah diriwayatkan secara sahih dan
fatwa-fatwanya telah dibukukan. Setiap orang yang mengikuti mazhab-mazhab
tersebut boleh berpindah ke mazhab lain, dan bukan sebuah tindakan kriminal
baginya untuk melakukan demikian.
2. Mazhab Ja’fari, yang juga dikenal sebagai syiah
imamiyah itsna asyariyah (Syiah Dua Belas Imam) adalah mazhab yang secara agama
benar untuk diikuti dalam ibadah sebagaimana mazhab sunni lainnya.
Kaum muslim mestinya mengetahui hal ini, dan sayugianya
menghindarkan diri dari prasangka buruk terhadap mazhab tertentu mana pun,
karena agama Allah dan syariahnya tidak pernah dibatasi pada mazhab tertentu.
Para mujtahid mereka diterima oleh Allah Yang Mahakuasa, dan dibolehkan bagi
yang bukan-mujtahid untuk mengikuti mereka dan menyepakati ajaran mereka baik
dalam hal ibadah maupun transaksi (muamalah).
Tandatangan,
Mahmud
Syaltut
Fatwa
di atas dikeluarkan pada 6 Juli 1959 dari Rektor Universiti al-Azhar dan
selanjutnya dipublikasikan di berbagai penerbitan di Timur Tengah yang
mencakup, tetapi tidak terbatas hanya pada:
1.
Surat kabar Ash-Sha’ab (Mesir), terbitan 7 Juli 1959.
2.
Surat kabar Al-Kifah (Lebanon), terbitan 8 Juli 1959.
Bagian
di atas juga dapat ditemukan dalam buku Inquiries About Islam oleh
Muhammad Jawad Chirri, Direktur Pusat Islam Amerika (Islamic Center of
America), 1986, Detroit, Michigan.
2.4 Fatwa Mufti Agung Mesir,
Nasr Farid Wasil
Soalan:
Bagaimanakah pendapat Anda mengenai orang yang bertaklid kepada Imam ahlulbait as.?
Bagaimanakah pendapat Anda mengenai orang yang bertaklid kepada Imam ahlulbait as.?
Jawapan:
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
Sudah maklum bahwa setiap muslim yang beriman kepada
Allah Swt., bersyahadat atas monoteisme (tauhid), mengakui misi Nabi Muhammad
saw., tidak menyangkal perintah-perintah agama dan orang yang dengan sepenuhnya
sadar akan rukun-rukun Islam dan salat dengan tata cara yang benar, maka
niscaya juga tepat baginya sebagai imam salat jamaah bagi yang lain dan juga
mengikuti imamah orang lain ketika melakukan salat sehari-hari meskipun ada
perbedaan-perbedaan (paham) keagamaan di antara imam dan makmumnya. Prinsip ini
pun berlaku bagi syiah ahlulbait as.
Kita bersama mereka (syiah ahlulbait) berhubung dengan
Allah, Rasulullah saw., ahlulbait as, juga para sahabat Nabi Muhammad saw.
Tidak ada perbedaan di antara kita dan mereka
menyangkut prinsip-prinsip dan dasar-dasar syariah Islam juga
kewajiban-kewajiban agama.
Ketika Allah Swt. memberikan rahmat-Nya kepada kami
sehingga bisa hadir di Republik Islam Iran di kota-kota seperti Tehran dan Qom.
Ketika kami menjadi imam salat berjemaah mereka bermakmum kepada kami, begitu
juga ketika mereka menjadi imam kami bermakmum kepada mereka.
Karena itu, kami memohon kepada Allah Swt. untuk
melahirkan persatuan di antara umat Islam, menghapus setiap permusuhan,
kesulitan, perbedaan di antara mereka dan mengangkat kesulitan-kesulian yang
ada di antara mereka sekaitan dengan fikih dan kewajiban-kewajiban agama yang pertengahan.
Ada sebuah kelompok di luar sana yang bekerja keras
untuk mempertegang hubungan antara syiah dan suni, untuk memecah persatuan
muslim, yang dengan melakukan hal itu mereka dapat meraih tujuan mereka
sendiri. Karena alasan ini, dengan dikeluarkannya fatwa saya, saya menyatakan
kebolehan untuk beribadah menurut fikih syiah.
Kita harus akui bahwa syiah, di negara ini, cukup
maju. Karena alasan ini, kita dapat bekerja sama dengan mereka karena selama
ini syiah dan suni memiliki satu kiblat, tidak ada perbedaan di antara mereka.
Sejak awal sejarah kita, syiah selalu menjadi bagian tak terpisahkan dalam umat
Islam.
Para pengikut mazhab syiah sangat maju, tapi ada
segelintir individu yang dengan tujuan menciptakan perbedaan, membuat
kitab-kitab mereka (syiah) menjadi usang, dan demikian mengeluarkan beberapa
topik yang dapat menimbulkan sikap emosi dan perpecahan.
Beberapa organisasi politik, yang didukung dan
dilindungi oleh Wahabi, berusaha mengumpulkan seluruh kekuatan mereka untuk
menghambat hubungan antara mazhab syiah dan suni. [Penerjemah: Ali Reza
Aljufri]
2.6 Fatwa Ayatullah Al-Uzhma Ali
Khamenei
Soalan:
Mengingat berbagai alasan kuat untuk mengharuskan persatuan di antara umat muslim, apa pendapat Yang Mulia mengenai pengikut berbagai mazhab Islam—seperti mazhab yang empat ahlusunah, Zaidiah, Zahiri, Ibadhi, dan lainnya yang meyakini prinsip-prinsip agama yang jelas—dalam umat Islam? Apakah diperbolehkan menganggap kafir kepada mazhab yang disebutkan di atas atau tidak? Selain itu, apa saja batasan takfir [pengkafiran] di masa dan era kini?
Mengingat berbagai alasan kuat untuk mengharuskan persatuan di antara umat muslim, apa pendapat Yang Mulia mengenai pengikut berbagai mazhab Islam—seperti mazhab yang empat ahlusunah, Zaidiah, Zahiri, Ibadhi, dan lainnya yang meyakini prinsip-prinsip agama yang jelas—dalam umat Islam? Apakah diperbolehkan menganggap kafir kepada mazhab yang disebutkan di atas atau tidak? Selain itu, apa saja batasan takfir [pengkafiran] di masa dan era kini?
Jawapan:
Semua mazhab Islam adalah tergolong umat Islam dan memiliki akses atas seluruh keuntungan yang diberikan oleh Islam. Selain itu, perpecahan di antara kelompok umat muslim, tidak hanya bertentangan dengan ajaran Alquran yang mulia dan sunah Nabi saw., tapi juga mengakibatkan lemahnya umat muslim dan beralihnya urusan mereka pada musuh-musuh Islam. Oleh karena itu, pembagian semacam itu tidak diboleh untuk alasan apapun. [Penerjemah: Ali Reza Aljufri]
2.7 Fatwa Ayatullah Sayid Husain
Fadhlullah
Islam,
dengan semua keperluan teologi yang ditemukan dalam Alquran Alkarim, dapat
disimpulkan dalam syahadatain [dua kalimat syahadat]. Setiap individu
yang menerima adalah muslim. Dia berhak atas semua hak yang dilekatkan pada
semua muslim, dan dia diwajibkan untuk melaksanakan seluruh kewajiban [sebagai
seorang] muslim. Selain itu, penolakan terhadap aspek-aspek penting agama tidak
membuat seseorang menjadi keluar dari agama kecuali jika individu tersebut
mengetahui konsekuensi dari penolakannya adalah menolak Nabi saw. Allah
Swt.—yang karena topik yang jelas adalah kes yang sering muncul.
Namun,
perbedaan pendapat dalam masalah-masalah teori yang banyak ulama miliki—yang
mungkin disebabkan perbedaan pendapat dalam hal keandalan periwayat, atau makna
sebuah hadis, atau beberapa hal lain yang menyebabkan perselisihan yang menjadi
asas perbedaan—tidak menyebabkan keluarnya seseorang dari agama.
Dalam
pandangan ini, kami memiliki pendapat bahwa seluruh muslim dan pengikut mazhab
tergolong dalam umat Islam. Karena itu, tidaklah diperbolehkan untuk menyatakan
kafir pada mereka dengan alasan apapun. Selain itu, segala perbedaan di antara
mereka yang diselesaikan dengan bijak melalui diskusi intelektual dan logik dan
melalui bimbingan Alquran yang suci.
“…Kemudian
jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada
Allah dan Rasul…” (QS. 4: 59) [Penerjemah: Ali Reza Aljufri]
2.8 Fatwa Ayatullah Ali
As-Sistani
Soalan:
Apakah orang yang melafalkan dua kalimat syahadat, melaksanakan salatnya dengan menghadap ke arah kiblat (Mekkah) dan ia adalah pengikut salah satu dari delapan mazhab Islam yang terdiri dari Hanafi, Syafii, Maliki, Hambali, Ja’fariah, Zaidiah, Ibadiah dan Zahiriah, dianggap sebagai seorang muslim? Apakah darah, kehormatan, dan hartanya mendapat perlindungan?
Jawapan:
Siapa pun yang mengucapkan dua kalimat syahadat atas nama Allah Yang Mahakuasa, tidak melakukan suatu perbuatan yang berlawanan dengannya dan siapapun yang bukan musuh ahlulbait adalah seorang muslim.
3. Persidangan Islam Ulama se Dunia di Iran.
Link contoh laporan sebuah stesen TV
Ulama sunni tidak
akan menghadiri Persidangan tersebut kalau mereka menerima fatwa ‘mereka adalah
firqah dhaalah terkeluar daripada Islam’,
4. Kesatuan,
Musuh akhir zaman dajjal dan Penyelamat Al Mahdi
Adapun
jika umat bercerai-berai dalam
permusuhan, berpecah-belah dalam
berbagai kelompok dan golongan,
saling membenci dan
mendengki, memfitnah dan
mencaci, tenggelam dalam keterlenaan dan kesia-siaan, lalai akan
tuntutan kemajuan zaman, maka ia akan menjadi umat yang hina-dina dan
terkebelakang, terombang-ambing oleh badai dan gelombang kehancuran, mangsa tak
berdaya di hadapan penjajah yang kejam, sasaran para penindas yang
tak berperikemanusiaan. Dan
jadilah ia umat
yang mati, yang
tidak lagi merasakan kehinaan
yang menimpanya atau
kemalangan yang mengurungnya.
Tak adasuaranya yang didengar
atau keluhannya yang diperhatikan. Keadaan itulah yang mendorong kami
mengingatkan dan memperingatkan, agar kita (kaum Muslim) segera
meninggalkan perpecahan dan
permusuhan, lalu menyatukan
gerak dan tindak, mendekatkan
antara sesama saudara, seraya mendengarkan dengan saksama seruan Allah Ta'ala:
"...
dan janganlah kamu
menyerupai orang-orang yang
bercerai-berai dan berselisih sesudah datang
keterangan-keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang orang yang
mendapat siksa yang berat." (Ali 'lmran 105)
"... dan berpeganglah kamu semuanya
kepada tali Allah, dan janganlah kamu bercerai berai..." (Ali 'lmran 103)
"Sesungguhnya orang-orang
yang memecah belah
agamanya lalu mereka
menjadi bergolongan, tidak ada
sedikit pun tanggung-jawabmu (wahai
Muhammad) terhadap mereka. Urusan
mereka hanyalah terpulang
kepada Allah. Kemudian
Allah akan memberitahu mereka
akibat dari yang telah mereka perbuat". (Al-An'am 159)
Bukankah kita kini berada di suatu masa yang dikuasai
oleh ilmu dan dikendalikan oleh kecerdasan
dan kepandaian? Mata
air kearifan memancar
dalam diri para
pemikir yang piawai. Matahari
kebajikan memantulkan cahayanya
di wajah-wajah mereka.
Tidakkah mereka merasa terpanggil untuk menggerakkan pena-pena mereka
dan mencurahkan isi hati dan pikiran mereka, untuk memulai perjuangan melawan
kefanatikan golongan, mematahkan kekuatannya,
menghapus bekas-bekasnya? Dan
agar menggantikan hal
itu dengan mendesakkan tugas-tugas
kemanusiaan serta peningkatan
sarana-sarana kemajuan. Juga agar mereka tak henti-hentinya menyerukan persatuan
dan toleransi di antara para penganut aliran Sunnah dan Syi'ah. Dengan
penjelasan-penjelasan yang berkesan sepanjang masa serta ucapan-ucapan
penyesalan yang mampu melumatkan batu cadas yang paling keras sekali.
Kealpaan umat Islam dalam nengenal musuh amat ketara
sekali. Belum ada usaha yang bersungguh-sungguh untuk menyatukan ummat dalam
mengenal musuh. Paling menyedihkan ada umat Islam atau negara umat Islam yang
bersekongkol dengan musuh atau dajjal yang diingatkan oleh nabi saw.
Seorang ulamak Iraq pengkaji dan penulis kemunculan Imam
Mahdi menyatakan dalam satu ceramah (saya berkesempatan melihat video dgn sub)
antara lain katanya:
Pentagon, Amerika syarikat ada fail lengkap
mengenai Imam Mahdi. Mereka telah mengebom negara umat Islam yang difikirkan
tempat Imam Mahdi..... yang terakhir Iraq yang bertepatan dengan hadis tentang
kesamasukan dajjal melalui Sanam (seingat saya) dan memang pun kemasukan
tentera Amerika dalam campur tangannya dengan politik Iraq di akhir 90an.
Satu-satunya fail yang tiada pada Pentagon ialah fail gambar Imam Mahdi.
(Itu pun mereka telah pergi ke tempat belajar dengan
tujuan mencari gambar Imam Ahmad Al-Hasan Al-Yamani as dan berjaya membuka fail pelajar dan alhamdulilah gambar
tersebuat dihilangkan ALLAH. Mereka juga telah menggeledah rumah Imam Ahmad Al
Hassan Al Yamani as... Allah Maha Pelindung) Begitu pekanya Amerika syarikat mengenal Imam Mahdi umat
Islam.
Bagaimana dengan umat Islam. Apabila muncul orang
mengaku Imam Mahdi apa respon umat Islam? Apa respon negara umat Islam? Apa respon
ulamak Islam? Apa respon pergerakan Islam? Saya bagi contoh respon mereka:
1.
Macamana dia muncul sekarang sepatutnya ....
2.
Biarlah dia akan menghancurkan dajjal
3.
Kita sokong dari belakang sahaja
4.
Entah betul entah tidak
5.
Dajjal Basrah
6.
Ajaran sesat
7.
.........
Hanya yang menunggu dan mencarinya, mengkajinya,
melihat bukti-buktinya melihat seruannya membandingkan dengan hadis-hadis
kezuhurannya. Ramai manusia dari serata dunia dan berbagai bangsa termasuk paderi keristian sendiri yang bertanyakan soalan-soalan besar seperti cerita
Qabil Habil yang kahwin adik beradik, anjing ashabul Kahfi malah di manakah
letaknya kubur Saidatina Fatimah Az Zahrah yang tidak pernah disebutkan oleh
Imam 12 ...... malah soalan sains dari Atheis ... beribu-ribu soalan telah
dikemukan dan ada yang telah dibukukan oleh ansar Al Mahdi. Mukjizatnya kadang
kala terjadi di daerah kediamannya di Iraq .........
Saya pernah sebutkan di BHG 1:
Sekarang telah ada orang yang telah di bai’ah (1999 –
2013) sebagai Mahdi yang dijanjikan. Mari kita sahut seruannya. Mengaku
sebagai AL MAHDI bukan kerja sesenang menjawat Presiden atau ketua negara
mana pun. Ia adalah amanah ALLAH di zaman AL HIDAYAH (zaman Imam Mahdi)
selepas zaman AL WILAYAH (zaman Imam-imam 12, Aali Muhammad) selepas zaman AR
RISALAH (zaman Muhammad saw) selepas zaman para rasul dan mursalin yang membawa
RISALAH AT TAUHID.
Mengaku sebagai AL MAHDI bukan kerja senang untuk memikul
AL HIDAYAH memulih dan mengembalikan umat manusia kepada RISALAH AT TAUHID
dan menegak SYARIAT ALLAH yang masih tetap menegakkan AR RISALAH
Muhammad saw. Itulah tujuan selawat kita: Menyanjung dan Memuliakan
Muhammad dan Keluarganya (ahli baitnya) sebagaimana Allah memuliakan Ibrahim as
dan Keluarganya. Akan terkabullah doa Ibrahim as. Lil mutaqina Imama.
Marilah menjadi ansar nabi-nabi, ansar Muhammad dan
ahli baitnya ansar Imam Mahdi bahkan Ansar Allah yang akan mempersiapkan diri
untuk menentang AS SUFYANI dan MASIHUD DAJJAL.
Tidak rugi sesiapa yang membai’ahnya kerana dia
membawa panji Allah, dialah Baqiatullah dialah Al Qaim dialah SAHIBUZ ZAMAAN.
Ujilah dia dengan ADZDZAIM hujjah-hujjah berat dan besar apa pun dari dari
makruah dan manzurah dari Mukjizat atau ayat-ayat Allah baik dari Al Quran
mahupun Taurat, Injil dan Zabur.
Malaikat-malaikat itu berkata: "Patutkah Engkau
merasa hairan tentang perkara Yang telah ditetapkan oleh Allah? memanglah
rahmat Allah dan berkatnya melimpah kepada kamu, Wahai ahli bait. Sesungguhnya
Allah Maha terpuji, lagi Maha melimpah kebaikan dan kemurahanNya". (11:73)
Dan Kami jadikan dari kalangan mereka Imam-imam
(aimmah/pemimpin), Yang membimbing mereka (hidayah) kepada urusan (hukum ugama) kami,
selama mereka bersikap sabar serta mereka tetap yakin akan ayat-ayat keterangan
kami. As Sajdah:24)
Yang berikut diambil dari http://almahdyoon.org/ dan diterjemah olehhttp://pendokongalyamani.blogspot.com/
Ibn
Al Munada meriwayatkan: " Sufyani ada tiga, Mahdi ada tiga. Sufyani
pertama akan muncul, dan jika dia bangkit namanya disebut-sebut sehingga
menjadi popular, Mahdi pertama bangkit, dan kemudian Sufyani kedua, dan
kemudian Mahdi kedua bangkit, dan maka Sufyani ketiga akan bangkit, dan
kemudian Mahdi ketiga akan bangkit, dan begitulah Allah akan membuatkan
segala-galanya menjadi lebih baik daripada telah musnah sebelumnya, dan dia
akan menyelamatkan orang beriman, dan akan membuat Sunnah kembali hidup, dan
memadamkan api-api bid’ah. "
[Al
Arf Al Wardi Li Al Sayuti, jilid 1, ms 149, hadith 250]
___________________________________________
Diriwayat
dari Hadab bin Khaled Al Azdi [yang] meriwayatkan daripada Hamad bin Salma
[yang meriwayatkan] dari Sama’ bin Harb, telah berkata: "Saya telah
mendengar Jaber bin Samra berkata: 'Aku mendengar Rasulullah (sawa) bersabda:
"Islam akan kekal mulia sehingga 12 Khalifah," dan kemudian dia
berkata perkataan yang aku tidak fahami, lantas aku berkata kepada ayahku:
"Apa yang baginda katakan?" Baginda berkata: "Kesemua mereka
adalah daripada Quraisy."
[Sahih
Muslim, jilid 3, ms 1453]
___________________________________________
Diriwayatkan
dari Muhammad bin Abeed [yang] meriwayatkan dari Abu Usama [yang meriwayatkan]
dari Za'eda [yang meriwayatkan] dari Sama’ [yang meriwayatkan] dari Sa'eed bin
Jabeer [yang meriwayatkan] dari Ibn Abbas, beliau biasa mendengar mereka
berkata: "Terdapat 12 Kalifah untuk umat ini!" Beliau berkata:
"Betapa bodohnya kamu? Selepas 12 adalah tiga, dari kami adalah Safah,
Mansoor dan Imam Mahdi?"
Abu
Usama berkata: "Tafsiran [dari kami] bermakna anak Imam Mahdi, sehingga
kemunculan Dajjal."
[Uyoon
AlAkhbar Ibn Qutayba p.302]
___________________________________________
Pengarang
kitab Umdat Al Qaree Sharh Sahih Bukhari, Badr Al Deen Al Ayni Al Hanafi
berkata: "Ianya tidak mustahil bahawa akan ada 12 selepas Mahdi yang akan
muncul di akhir zaman ..." sehingga dia berkata: "Dan kemudian
selepas dia, anaknya akan memerintah, dan dengan itu akan terdapat 12
raja-raja, setiap seorang daripada mereka adalah Imam Mahdi."
___________________________________________
Daripada
Ka’ab Al Ahbar:”Di sana akan terdapat 12 Mahdi, yang kemudian “Ruh Allah” akan
turun untuk membunuh Dajjal.”
Tafsir
Ibn Abi Hatem dari Ka'ab Al Ahbar, beliau berkata: "Mereka adalah 12, dan
apabila mereka semua meninggal dunia, akan menggantikan mereka 12 yang serupa
mereka, dan itu adalah janji dari Allah kepada umat ini." Lalu dia
membaca: " Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di
antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan
orang-orang yang sebelum mereka berkuasa.”
[Tafsir
Ibn Abi Hatem, hadith no. 13730]
[Ibn
Abi Hatem AlRazi, jilid 8, ms 2628]
___________________________________________
Ibnu
Hajar di dalam kitab Fath Al Bari, dalam petikan yang panjang berkata: Abu bin
Al Hussein Al Munadi: Pada bahagian di mana dia mengumpul mengenai Imam Mahdi,
dalam mengertikan pengertian hadith "Akan terdapat 12 Khalifah ",
adalah bermaksud ianya akan berlaku selepas Mahdi yang akan muncul di akhir
zaman, kerana aku dapati dalam kitab Daniel, apabila Imam Mahdi mati, akan ada
5 lelaki yang memerintah dari anak cucu yang tertua, dan setelah itu 5 anak
dari cucu yang muda, dan kemudian yang terakhir akan menyerahkan kepimpinan
beliau kepada anak dari cucu yang tertua, dan kemudian anaknya akan memerintah,
12 raja-raja akan memerintah, setiap seorang daripada mereka adalah Imam
Mahdi.
[
Fath Al Bari Sharh Sahih Bukhari, jilid 20, Ms266, hadis 6682]
___________________________________________
Telah
berkata Ibn Al Munadi, dan di dalam riwayat Abi Saleh dari Ibnu Abbas. Nama
Imam Mahdi adalah Muhammad bin Abdullah, dan dia adalah seorang lelaki yang
janggutnya dicelup dengan warna merah, umat ini akan bebas daripada semua
kesengsaraan, dan keadilan, dia akan menghapuskan semua ketidakadilan, dan
selepas dia akan ada 12 lelaki.
Diriwayatkan
dari Rashdeen dari Ibn Lahee'a dari Abi Qabeel dari Abdullah Ibni Umar, beliau
berkata: "Selepas Imam Mahdi yang akan mengambil orang-orang Yaman ke
bandar-bandar mereka, kemudian Mansoor, dan kemudian selepas dia Mahdi yang
akan membuka kota Rom dengan tangannya."
[Fitan
Ibn Hamad, jilid 1, ms 395, hadith 1186]
___________________________________________
Dalam
Kitab Fitan Ibn Hamad AlMaroozi dan dia adalah guru kepada Bukhari,
diriwayatkan daripada Al Hakam bin Nafe ' [yang meriwayatkan] dari Jarah dari
Arta'a: "Sufyani akan membunuh semua orang-orang yang menderhaka kepadanya
dan akan memotong mereka dengan gergaji, dan memasak mereka dalam periuk selama
6 bulan. Setelah itu, dia akan bertemu dengan pentadbir dua timur dan dua
barat, dengan bilangan Khalifah selepas Rasul Allah (sawas) untuk umat.
"(Dalam kes ini bilangan Khalifah adalah 12)
Titik
pertemuan antara doktrin Sunni dan Syiah.
Terdapat
banyak riwayat dalam buku-buku yang ditulis oleh ulama Sunni yang membicarakan
tentang Imam Al-Mahdi yang akan muncul di akhir zaman berdasarkan riwayat yang
kelihatan bertentangan ideologi di permukaan, dengan apa yang difahami
oleh ulama doktrin Jafari . Oleh itu, kebanyakan ulama Jafari tidak
mengambil kira riwayat-riwayat mereka, malah tidak pernah pun melihat kepada
riwayat-riwayat mereka, seperti riwayat yang menyatakan bahawa Al-Mahdi
mempunyai nama sepertiku dan nama bapanya seperti nama bapaku".
Rasulullah
(sawas) bersabda: "... Ia ada di sana bahawa dia lah yang memecahkan suhuf
Musa, meja dan mimbar Sulaiman dan tongkat Musa di salah satu gua. Selain itu,
tidak terdapat satu awan pun, yang datang dari timur, barat, selatan atau dari
arah kiblat, yang jika ia melewati gua tersebut tanpa menurunkan keberkatan untuk
Gunung atas apa dipunyainya. Tambahan pula, ia tidak lama lagi akan
diambil alih oleh seorang lelaki dari keturunanku, dari keluargaku, namanya
adalah seperti namaku, nama bapanya adalah seperti nama bapaku, dan dia di
kalangan semua manusia akan menjadi orang yang paling banyak persamaan ketara
denganku, samada dari sudut penampilan atau akhlak yang baik. [1].
Rasulullah
(SAW) berkata: Namanya adalah seperti namaku dan nama bapanya seperti nama
bapaku. Dia adalah dari keturunan anak perempuanku Fatimah, dan Allah akan
mendedahkan kebenaran melalui mereka dan menyekat kepalsuan dengan pedang
mereka. Orang akan bersungguh-sungguh mengikuti mereka untuk bersama
dengan mereka dan berasa gerun dengan mereka. Beliau berkata: Rasul Allah
(sawa) berhenti sejenak sambil menangis, baginda berkata: Wahai manusia,
bergembiralah kerana janji Allah tidak akan dimungkiri dan penghakimanNya tidak
akan ditolak, kerana Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.
Kemenangan Allah adalah sangat hampir. Ya Allah, ini adalah ibu bapaku. Oleh
itu, jauhkan kekotoran dari mereka dan bersihkan mereka sebersih-bersihnya. Ya
Allah, peliharalah mereka, berilah mereka makan, sokonglah mereka, tinggallah
bersama mereka, selesakanlah mereka, janganlah Engkau hinakan mereka dan jadikanlah
aku khalifahMu di kalangan mereka. Sesungguhnya Engkau mampu melakukan semua
yang Engkau inginkan. [2]
Walau
bagaimanapun, bagi pengikut doktrin Ahlulbayt (a.s), Imam Al Mahdi dikenali
sebagai Muhammad bin Al-Hassan Bin Ali ... (a.s). Nama bapanya (a.s) bukan
(Abdullah) atau dari nama-nama nenek moyang Rasulullah (sawa), dari susur galur
nabi yang panjang, sebagaimana sabda baginda, "Aku adalah anak kepada
yang disembelih [iaitu] Abdullah [3] dan Ismail.[4] "Rasulullah (sawa}
bersabda: Sekiranya hari kemunculan tiba, aku akan dipanggil dari dalam Arasy:
"Wahai Muhammad, anda mempunyai Ibraham kholilullah (a.s ) sebagai bapa
anda dan dia akan menjadi sebaik-baik bapa! kamu juga mempunyai Ali Bin Abi
Talib (a.s) sebagai saudara kamu dan dia akan menjadi sebaik-baik saudara!
[4].
Maka
riwayat ini tidak terpakai kepada Imam Al Mahdi (a.s), tetapi ianya terpakai
kepada Mahdi Pertama, kerana nama bapanya adalah salah satu nama daripada nenek
moyang Rasulullah (sawa) dari kalangan nabi. Dalam kes seperti itu,
kata-kata "Namanya ialah seperti namaku dan nama bapanya seperti
bapaku" akan terpakai kepadanya. Selain itu, Mahdi Pertama (a.s) adalah
yang pertama beriman dengan Imam Al-Mahdi (a.s) di masa kemunculannya, yang
bermaksud bahawa dia akan lahir pada akhir zaman. Satu fakta yang bersesuaian
dengan doktrin Sunni. Dalam doktrin mereka, menanti-nantikan Mahdi Pertama,
iaitu Imam Mahdi yang akan lahir pada akhir zaman, yang akan mempunyai nama
yang sama seperti Rasulullah (sawa), dan nama bapanya akan sama seperti salah
seorang nenek moyang Rasulullah.Oleh itu, riwayat-riwayat ini tidak terpakai
kepada Imam Al-Mahdi (a.s) tetapi terpakai kepada Mahdi Pertama dari keturunan
Imam Al-Mahdi (a.s).
Dalam
konteks ini juga, disebabkan “pekikan dari langit” Saihat dalam riwayat
Sunni yang menyebutkan nama "Al-Yamani" dan mengumumkan beliau
sebagai khalifah, kita harus bertanya diri kita tentang khalifah ini: khalifah
siapakah dia ini? Ibn Hamaad meriwayatkan: Mahdi hanya boleh dari kalangan
Quraisy dan kekhalifahan tidak boleh ditanggung melainkan oleh salah seorang
dari kalangan mereka. Namun, dia mempunyai keturunan dan susur galur dari
Yaman.[5]
Juga
diriwayatkan dengan autoriti Ibn Hamaad, juga dengan autoriti Arta'a: Mereka
akan bermesyuarat dan mencari seseorang yang mereka hendak mengikrarkan bai'ah.
Kemudian mereka akan mendengar suara yang bukan datang dari manusia mahupun
dari jin, yang berkata: "berbai’ahlah kepada sipulan bin
sipulan", dengan merujuk kepada namanya. Tidak akan dikatakan dia adalah daripada
ini atau itu (keturunan), tetapi dia adalah khalifah Al Yamani.[6]
Oleh itu, Al-Yamani adalah khalifah Al-Mahdi (a.s), satu fakta yang juga bersesuaian dengan pernyataan Ahlulbayt (a.s). Oleh itu, di sinilah riwayat-riwayat yang dilaporkan oleh Sunni dan Syiah berkumpul.
Oleh itu, Al-Yamani adalah khalifah Al-Mahdi (a.s), satu fakta yang juga bersesuaian dengan pernyataan Ahlulbayt (a.s). Oleh itu, di sinilah riwayat-riwayat yang dilaporkan oleh Sunni dan Syiah berkumpul.
__________________________________________
[1]
Sharh Al-Akhbar, oleh Hakim An-Nu'man Al-Mughrabi, vol. 3, ms. 386.
[2]
Al-Manaqeb, oleh Al-Muwaffaq Al-Khawarezmi, p. 62.
[3]Abdullah
adalah bapa Rasulullah (sawa) dan kepadanya tradisi Ismael (a.s) telah
diperturunkan.
[4]
'Uyoon Akhbar Reza (a.s), oleh Sheikh As-Sadooq, vol. 1, ms. 34.
[5]
Mu`jam Ahadith Al-Imam Al Mahdi (a.s), oleh Sheikh Ali Al-Qur'an Al-Aamili,
jilid 1, ms. 299.
[6]
Ibid [Sumber yang sama]
Wassalam
Hanizi Mohamad
Kami adalah Pendokong Imam Al Mahdi (a.s), pengikut Imam Ahmad Al Hassan Al Yamani (a.s). Kami daripada pelbagai bangsa dan negara keseluruhannya memperakukan bahawa Imam Ahmad Al Hassan (a.s) adalah pendiri (Qoim) keluarga Muhammad (a.s) iaitu Al Yamani, pewaris dan utusan Imam mahdi (a.s) kepada umat Islam, utusan Isa (a.s) kepada penganut Kristian dan utusan Ilyas (a.s) kepada kaum Yahudi.
Untuk lebih mendalam sila rujuk:
http://www.hashemstudios-board.com/ English – video ‘The Arrived”
http://almahdyoon.org/ - Laman rasmi Arab
http://www.saviorofmankind.com/ Laman rasmi English
http://yamani.org/archives/200 - B Melayu
No comments:
Post a Comment