Teguran Suci Kepada TG Dato Dr Haron Din Bhg 3



Mengenai video [Penjelasan TG Dato Dr Haron Din mengenai Amalan Syiah di Malaysia]
                                                                                              
Assalamu ‘laikum warahmatu Llahi wa barakatuh.

Alhamdulillah, allazi arsala rasulahu bil huda wa deeni il haq liyudzhirahu ala addini kullih wakafa bi Llahi syahida. Alluhumma shalli ‘ala Muhammad wa aalhi at tahirin wa sallim taslima.

Segala puji bagi Allah, Yang mengutus dengan al hidayah dan agama yang benar untuk menzahirkan (memenangkan) atas segala agama dan cukuplah Allah sebagai saksi. dan Ya Allah muliakanlah (sanjunglah) Muhammad dan keluarganya yang suci dengan keamanan dan pengiktirafan.

Saya telah membuat komen dan teguran Bhg 2 (untuk minit 1.50 – 4.01. Firqah Daallah dan Fatwa Ulamak).

Berikut adalah Isi ucapan TG Dato Dr Haron Din untuk minit 4.01 - minit 7.12 (menurut pendengaran saya):

 

Saya dah sebut dulu sedikit tapi tak mau panjang kerana kita bukan nak berc akap pasal syiah, tapi pada saya mudah sahaja.  Syiah ini, Dia tumbuh, dia lahir daripada perbalahan politik di antara Ali dengan Muawiyah yang berakhir dengan Ali terbunuh dan naik Hasan dan Hasan pulak di bunuh, maaf saya, Husin dibunuh di Karbala dan banyak pengikut-pengikut Ali dan Husin dibunuh oleh Muawiyah jadi menimbulkan rasa simpati yang amat mendalam di kalangan ummah dahulu sampai cucu Nabi yang Nabi amat sayang Husin dipenggal kepala dia. Ali menantu Nabi dibunuh subuh pagi nak ke Masjid dan anak cucu dan dari golongan-golongan Keturunan Ali dan Husin ini dianayai lebih-lebih oleh golongan Muawiyah dengan Yazid bin Muawiyah. Simpati itu terlajak sampai ke peringkat mereka menuduh semua sahabat yang menyokong Abu Bakar yang menjadi khalifah adalah kufur. Semua sahabat yang menyokong Umar pun kufur sahabat pun kufur semua sahabat pun kufur kerana mereka tidak memilih Ali.(minit 5.56)

Mereka sengaja memendamkan hadis yang sahih, mereka kata sahih, tak sahih pun [likuli nabiyyin washiy wa ‘Aliyu washiyi] itu yang pokok jadi masaalah. [likuli nabiyyin washiy], Tiap-tiap nabi ada penerima wasiat dia dalam lain bahasa penerima jawatan, [‘Aliyu washiyi] Ali itu wasiat aku yang akan memegang jawatan khalifah selepas aku. Itu dikatakan kesemua sahabatnya tahu tapi kesemuanya buat pekak badak. Nak nanya Ali semua tak baca hadis maka kesemua mereka telah kufur kerana menolak hadis sahih. Pilih Abu Bakar tidak sah semua yang memilihnya kufur.(minit 7.12)


Komen saya : Betulkah Syiah ini, Dia tumbuh, dia lahir daripada perbalahan politik di antara Ali dengan Muawiyah?

Pertama: Syi’ah dan asal usulnya

Kata “syi’ah” kami bahas secara bahasa dan istilah: Secara bahasa, syi’ah artinya  musyâyi’ah dan  mutâbi’ah (pendukung dan pengikut). Sebagaimana yang dikatakan penulis kitab al Qamus: “Syiah seseorang adalah para pengikut dan pembelanya.” (Qamus al-Lughah, juz 2, hal 246.)

Makna ini disebutkan dalam al-Qur`an firman Allah:
وَإِنَّ مِنْ شِيعَتِهِ لَإِبْرَاهِيمَ إِذْ جَاءَ رَبَّهُ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

“Dan Sesungguhnya Ibrahim benarbenar termasuk syi’ah (golongan)nya (Nuh). (lngatlah) ketika ia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci.” [QS: ash-Shaffat 83-84]

Az-Zamakhsyari dalam kitab tafsirnya (tentang makna Syi’ah) mengatakan: “yaitu yang mengikutinya berdasarkan ushuluddin (dasar dasar agama) atau yang mengikutinya dengan keteguhan dalam agama dan ketabahan terhadap kaum pendusta.” [Tafsir al-Kasyaf/az-Zamakhsyari, juz 2, hal 483.]

Secara istilah, kata “syi’ah” menjadi dan populer sebagai panji khas nan elok bagi para pengikut Ali: mencintai, mendukung dan menolongnya. Karena itu, kata “syi’ah” mempunyai dua erti:

a) Mencintai. Inilah yang merupakan kewajiban islami dan perkara Qur`ani bagi seluruh kaum muslim. Sebagaimana firman Allah:

قُلْ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَى ۗ
“Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kecintaan kepada keluargaku." [Asy-Syura (42): 23]

Kami bertanya: Adakah kerabat dekat Rasulullah saw yang melebihi Ali, Fatimah, Hasan dan Husein (as)? Maka kecintaan, mawaddah dan wala’ (kepengikutan) kepada Ahlulbait yang merupakan arti syi’ah adalah diwajibkan secara nash dari al Qur`an.
Al-Baidhawi dalam kitab tafsirnya mengatakan: “Diriwayatkan, ketika ayat itu turun –ayat mawaddah, (Nabi saw) ditanya:

Kami bertanya: Adakah kerabat dekat Rasulullah saw yang melebihi Ali, Fatimah, Hasan dan Husein (as)?

Maka kecintaan, mawaddah dan wala’ (kepengikutan) kepada Ahlulbait yang merupakan erti syi’ah adalah diwajibkan secara nash dari al Qur`an.
Al-Baidhawi dalam kitab tafsirnya mengatakan: “Diriwayatkan, ketika ayat itu turun ayat mawaddah, (Nabi saw) ditanya:
قيل يا رسول الله من قرابتك هؤلاء الذين وجبت مودتهم علينا؟ قال (صلى الله عليه وآله) علي وفاطمة وأبنائهما
Wahai Rasulullah, siapakah kerabatmu yang kami diwajibkan mencintai mereka?” Beliau menjawab: “Ali, Fatimah, Hasan dan Husein.” [Tafsir al-Baidhawi, juz 5, hal 53, cetakan Dar al-Kutub al-‘Arabiyah al-Kubra, Mesir, tahun 1330 H.]

b) Mengikuti dan menuruti Ahlulbait serta berpegang pada sabda-sabda dan ajaran-ajaran mereka. Ini juga merupakan kewajiban Islami yang telah disampaikan oleh Nabi saw kepada segenap muslimin dan beliau mengharuskan mereka melaksanakan kewajiban itu. Sebagaimana sabda Nabi yang dikenal dengan “Hadits as-Safinah”:
مثل أهل بيتي كمثل سفينة نوح من ركبها نجا ومن تخلف عنها غرق
“Sesungguhnya perumpamaan Ahlulbaitku bagi kalian laksana bahtera Nuh bagi kaumnya, siapa yang menaikinya akan selamat dan siapa yang tertinggal darinya akan tenggelam.” [Hadis riwayat al-Hakim dalam al-Mustadrak, juz 3, hal 151. Juga disampaikan oleh alKhatib dalam kitab tarikhnya, juz 12, hal 91. Diriwayatkan dari Abu Dzar, Anas, Ibn Abbas, Abu Sa’id al-Khudri, Ibn Zubeir dan lain-lain. Demikian ini merujuk pada kitab alGhadir, juz 2, hal 1-3]

Hadis yang disepakati oleh mazhab-mazhab Islam itu, mengharuskan segenap muslimin agar berpegang pada ucapan dan mengikuti ajaran-ajaran ahlulbait agar mereka selamat dari kesesatan dan penyimpangan. Di sini kami bertanya, adakah dari Ahlulbait orang yang lebih dekat dan lebih berilmu daripada Ali untuk kita pegangi ucapannya dan berjalan atas petunjuk dan ajarannya, sehingga kita selamat dari tenggelam dan kesesatan? Bukankah hadis tersebut terbatas pada Ali, Fatimah dan kedua putra mereka?

Jika Nabi saw menyuruh berpegang pada ucapan Ahlulbait, berarti itu sesuatu yang wajib bagi segenap muslimin. Karena ucapan, perbuatan dan penetapan (taqrîr) Nabi adalah hujjah yang wajib bagi seluruh muslimin. Sungguh beliau saw sebagaimana yang difirmankan Allah swt:
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu  menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” [QS an-Najm (53): 3-4]
“apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah, dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah.” [QS: al-Hasyr 7]


Bilakah Syi’ah Lahir?

Mari kita telaah kelahiran syi’ah dan sejarahnya, untuk dapat memberi penilaian yang pro atau kontra dengannya, melalui sejarah berdiri dan lahirnya. Setelah kami kaji pandangan-pandangan mengenainya, kami menghasilkan sebuah rangkuman bahwa syi’ah:

1-     Lahir di masa Rasulullah saw dan beliaulah pendiri dan pemberi namanya.
2-     Lahir setelah wafat Rasulullah saw; bahwa di saqifah Bani Saidah sejumlah sahabat dari Muhajirin dan Anshar berpihak pada Ali as dan menolak berbaiat kepada selain dia.
3-     Lahir selepas perang Jamal; bahwa sejumlah sahabat bergabung dalam barisan Ali as dan berperang bersamanya.
4-     Lahir selepas terbunuhnya al-Husein as dan munculnya kebangkitan kelompok Tawwabin dan Mukhtar. (pandangan ini secocok dengan pandangan Tuan)
5-     Lahir di masa kemazhaban, yaitu di masa Abbasiyah atau setelahnya. Saat itu lahir mazhab-mazhab kefikihan seperti mazhab hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali, dan lahir pula mazhab Syiah Ja’fari.
6-     Lahir di masa akhir-akhir pra-Furs (Persia), yang jika kita cermati akan kita dapati bahwa tidak ada hubungan majoriti Furs dengan tasyayu’. Justru kebanyakan mereka bermazhabkan mazhab-mazhab Sunni hingga abad keenam hijriyah, dan bahwa Abu Hanifah, kepala mazhab kaum Hanafi, adalah orang Persia.

Demikianlah rangkuman pandangan-pandangan tentang kelahiran syi’ah. Akan tetapi, seorang pelajar dan pencari kebenaran akan mendapati teks sejarah yang unggul, yang menegaskan kata “Syi’ah Ali” adalah teks sabda Nabi, sebagaimana disebutkan dalam kitab-kitab hadis, sirah dan tafsir. Bahwa ketika turun ayat:

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ

“Sesungguhnya orangorang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaikbaik makhluk.” [QS al-Bayinah (98): 7]

Dalam sebuah riwayat, Nabi saw ditanya, siapakah “Khairul bariyah” itu? Maka beliau mengisyaratkan kepada Ali as seraya bersabda: “Dia ini dan syiahnya.”
Kami bawakan beberapa riwayat dari jalur saudara-saudara kami Ahlussunnah yang menyebutkan kata “Syiah Ali” sebagai berikut:

1- Disebutkan dalam kitab Tafsir ad-Dur al-Mantsurkarya as Suyuthi: Ibn ‘Asakir meriwayatkan bahwa Jabir bin Abdillah berkata: “Kami bersama Rasulullah saw, ketika itu Ali datang. Maka beliau bersabda, “Demi Yang jiwaku di tangan-Nya, sesungguhnya dia ini dan syiahnya adalah orangorang yang berjaya pada hari kiamat.”   [Tafsir ad-Dur al-Mantsur/as-Suyuthi, juz 6,hal 379; Tarikh Dimasyq, juz 2, hal 348.]
Lalu turun ayat:

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ

Semenjak itu para sahabat Nabi saw apabila Ali datang, maka mereka berkata: “Khairul bariyah(sebaik-baik manusia) datang.”

2- As-Suyuthi juga menyampaikan: Ibn ‘Adi meriwayatkan bahwa Ibn Abbas berkata: “Ketika turun ayat ini [QS al-Bayinah (98): 7] Rasulullah saw bersabda kepada Ali:

هو أنت وشيعتك يوم القيامة راضين مرضيين
“Dia (Khairul bariyah) itu adalah engkau dan syiahmu pada hari kiamat dalam ridha dan diridhai.” [Tafsir ad-Dur al-Mantsur/as-Suyuthi, juz 6, hal 379, cetakan al-Yamaniah al-Qahirah tahun 1314; Juga disampaikan semakna itu oleh Khawarizmi dalam kitab “Manaqib”nya, hal 66.]

3- Ath-Thabari dalam kitab “Tafsir”nya menyampaikan:
Diriwayatkan dari Abu al-Jarud dari Muhammad bin Ali –tentang kalimat ayat “adalah sebaik-baik makhluk”–, Rasulullah saw bersabda: “Itu adalah engkau wahai Ali dan syi’ahmu.”

4- Al-Khawarizmi dalam kitab “Manaqib”nya menyampaikan:
Dari jalur Ibn Mardawaih riwayat dari Yazid bin Syarahil al-Anshari penulis Ali as; ia berkata: “Aku mendengar Ali mengatakan, “Rasulullah saw berkata kepadaku dengan disandarkan kepalanya ke dadaku:

“Hai Ali, tidakkah engkau mendengar firman Allah swt:

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ

“Sesungguhnya orangorang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaikbaik makhluk. (QS alBayinah: 7) “ialah engkau dan syi’ahmu. Janjiku dan janji kalian adalah al-Haudh (telaga surgaku). Bila umat manusia digiring untuk dihisab, kalian akan dipanggil “Ghurrun Muhajjalîn” (yang putih bercahaya).” [Al-Manaqib/al-Khawarizmi, hal 178.]

5-Penulis kitab al-Ghadir menyampaikan: Jamaluddin Zarandi meriwayatkan dari Ibn Abbas ra: Ketika ayat itu turun, Nabi saw berkata kepada Ali: “Dia adalah engkau dan syi’ahmu. Pada hari kiamat engkau dan syiahmu akan datang dengan ridha dan diridhai, sedangkan musuhmu datang dengan perasaan marah dan dipaksakan.”
Ali bertanya, “Siapakah musuhku?”

Beliau saw menjawab, “mereka adalah orang yang berlepas diri darimu dan mengutukmu.” Kemudian saw berkata lagi, “Allah merahmati Ali, Allah merahmatinya.” [Merujuk kitab al-Ghadir, juz 2, hal 58; ash-Shawaiq al-Muhriqah/Ibn Hajar, hal 182.]

6- Al-Baghdadi dalam kitab Tarikhnya menyampaikan: “Sesungguhnya Nabi saw berkata kepada Ali: “Engkau dan syiahmu di dalam surga.” [Tarikh Baghdad, juz 12, hal 289; Tarikh Dimasyq/Ibn Asakir asy-Syafi’i, juz 2, hal 345]

7-Dalam kitab Muruj adz-Dzahabdisebutkan sabda Nabi saw: “Ketika hari kiamat, orang-orang akan dipanggil dengan nama-nama mereka dan nama-nama ibu mereka, kecuali ini, yakni Ali dan syiahnya. Karena mereka akan dipanggil dengan nama-nama mereka dan nama-nama ayah mereka dikarenakan kesucian kelahiran mereka.” [Tarikh al-Mas’udi/Muruj adz-Dzahab, juz 2, hal 51]

8- Penulis ash-Shawaiq menyampaikan: “Hai Ali, sesungguhnya Allah mengampuni engkau, zurriyahmu, anak-anakmu, keluargamu dan syi’ahmu…” [Ash-Shawaiq, hal 96, 139, 140.“Nabi saw berkata kepada Ali:]

9- Dalam kitab Majma’ az-Zawaid disebutkan: “Nabi saw berkata kepada Ali, “Engkaulah pertama dari umatku yang masuk surga. Sesungguhnya syi’ahmu beradadi atas mimbar-mimbar cahaya dalam kebahagiaan dan putih wajah mereka di sekelilingku. Aku syafaati mereka, dan kelak mereka menjadi tetanggaku di surga.” 

10- Al-Hakim dalam kitab al-Mustadrak menyampaikan:
أنا الشجرة ، وفاطمة فرعها ، وعلي لقاحها ، والحسن والحسين ثمرتها ، وشعتها ورقها ، واصل الشجرة في جنة عدن الشجرة وس الشجرة الشجرة وسائر ذلك في سائر الجنة

“Aku laksana tanaman dan Fatimah adalah dahannya, Ali adalah serbuksarinya, Hasan dan Husein adalah buahnya, dan Syiah kami adalah daunnya. Akar tanaman itu ada di surga ‘Adn dan semuanya itu ada di seluruh surga.” [Al-Mustadrak juz 3, hal 160; Tarikh Ibn Asakir, juz 4, hal 318; al-Fushul Ibn Shabbagh, hal 11.].
Ada banyak lagi riwayat dari jalur saudara-saudara kami Ahlussunnah yang menyebutkan kata “Syiah Ali” ini. Memadalah saya bawakan 10 riwayat riwayat untuk rujukan tuan.

Tuan dan wahai penganut Islam dari hujjah-hujjah tersebut, jelaslah perkar-perkara di bawah ini:

1- Diwajibkan merujuk pada  pandangan-pandangan fuqaha Ahlulbait as sesuai hadis Nabi di atas, dan tidak ada kewajiban merujuk pada fuqaha lain, karena tidak didukung nash (hadis Nabi). Tidak dibenarkan berbeda pandangan dan bertentangan dengan mereka (ahlulbait).

2- Jika kita mengatakan agar merujuk pada ulama, maka fuqaha Ahlulbaitlah yang utama. Mereka adalah pribadi-pribadi istimewa sebagaimana bukti-bukti sejarah Ahlulbait atas mereka, disertai dukungan sabda Nabi  – sebagaimana jelas dalam “Hadits as-Safinah”– yang menekankan untuk berpegang padapandangan-pandangan mereka.

3- Ketika menemukan perbedaan dan perselisihan antara dua pandangan – yakni pandangan seorang faqih Ahlulbait dan pandangan seorang faqih dari golongan lain–maka sesuai syariat dan akal, wajiblah berpegang pada pandangan seorang faqih Ahlulbait. Karena di dalamnya diyakini kebenaran hukum yang ditetapkan dan jauh dari kesesatan, didukung dan ditegaskan oleh sabda Nabi dalam Hadits as-Safinah. Sedangkan melaksanakan pandangan seorang faqih di luar Ahlulbait masih diragukan, benar atau tidak!? Hal ini dikarenakan tidak adanya nash hadis Nabi yang menyinggungnya.

Seorang muslim sejati tidak akan meninggalkan “yakin” dan tidak akan mengikuti “syak”. Karena yang dia kehendaki adalah melaksanakan keyakinan dan meninggalkan keraguan.

4- Mengapa Rasulullah saw bersabda demikian (dalam Hadits as Safinah) dan apa faedahnya? Apakah Nabi memandai-mandai  – na’udzubillah–ataukah beliau tidak berbicara menurut hawa nafsunya, bahwa:

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ

“Dan dia tidak berbicara menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tidak lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” [QS: an-Najm 3-4.]

Ataukah Nabi ingin agar umatnyaselamat dari penyimpangan dan kesesatan, maka beliau angkat bicara? Lantas untuk bisa selamat dari kesesatan –sebagaimana ditegaskan oleh Nabi dalam sabdanya–mengapa hadis tersebut tidak diamalkan oleh kebanyakan muslimin, terlebih pada saat mereka berselisih dalam pandangan-pandangan?

5- Tidak berpegang pada pandangan fuqaha Ahlulbait, terlebih lagi bertentangan dan berselisih dengannya, itu berarti bersikeras pada penyimpangan dan menetapi kesesatan, sebagaimana telah dinashkan oleh Nabi dalam Hadits as-Safinah itu:

ومن تخلف عنها غرق
“Siapa yang tertinggal darinya akan tenggelam.”

6- Berpegang pada pandangan para imam Ahlulbait adalah bukti mawaddah(cinta kepada mereka) yang diwajibkan atas nash al-Qur`an:

قُلْ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَى ۗ
“Katakanlah, “Aku tidak meminta kepadamu suatu upah pun atas seruanku ini kecuali kecintaan kepada keluargaku.”

Tidak berpegang pada pandangan mereka yang berarti menghindar dan tidak menaruh perhatian kepada mereka adalah semacam ketidakpedulian terhadap hak mereka.Hal ini bertentangan dengan ayat “al-Mawaddah” tersebut (QS: asy-Syura 23) dan berpaling pada kesesatan, sebagaimana yang diterangkan Rasulullah saw dalam hadis as-Safinah.

Para imam mazhab ini adalah diri Nabi dan putra-putranya serta keluarganya:

Mazhab Ahlulbait adalah mazhabsatu-satunya yang memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki mazhab-mazhab lainnya, yaitu bahwa para imamnya sesuai nash al-Qur`an.Mereka adalah “diri” Rasulullah, putra-putranya, putrinya dan keluarganya, sebagaimana firman Allah swt:

فَمَنْ حَاجَّكَ فِيهِ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعَالَوْا نَدْعُ أَبْنَاءَنَا وَأَبْنَاءَكُمْ وَنِسَاءَنَا وَنِسَاءَكُمْ وَأَنْفُسَنَا وَأَنْفُسَكُمْ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَلْ لَعْنَتَ اللَّهِ عَلَى الْكَاذِبِينَ

“Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), Maka Katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil anakanak kami dan anakanak kamu, perempuanperempuan kami dan perempuanperempuan kamu, diri kami dan diri kamu; Kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya la'nat Allah ditimpakan kepada orangorang yang dusta.” [QS: Al Imran 61; Mengenainya lihat dalam Sahih Muslim, juz 4, hal 1871, hadis 32, bab Fadhlush Shahabah. 58 Sahih at-Turmudz]

 Dengan nash ini Allah menjadikan para shahibul mazhab ini adalah Ali seperti diri Rasulullah, Hasan dan Husein putra-putra Rasulullah, Fatimah az-Zahra putri Rasulullah. Allah mengkhususkan Ahlulbait ini dan membanggakan merekaterhadap Nasrani Najran ketika diminta bermubahalah, kemudian mereka tidak pernah menemukan orang-orang yang lebih mulia dan bertakwa daripada mereka di muka bumi ini.

Oleh karena itu mubahalah dilangsungkan oleh mereka. Inilah keistimewaan yang tidak dimiliki oleh para pimpinan mazhab-mazhab yang yang lain. Jika shahibul mazhab ini terutama Amirul mu’minin Ali as adalah cerminan diri Nabi saw sesuai nash, ia sebagai pilar, tujuan dan diri beliau, pantas Nabi saw memilih Ali sebagai saudara beliau di saat beliau mempersaudarakan antara muslimin. Nabi saw berkata:

يا علي أنت أخي في الدنيا والأخيرة

“Hai Ali, engkau saudaraku di dunia dan akhirat.”
 [Sahih at-Turmudzi, juz 5, hal 595, hadis 3720;al-Manaqib al-Khawarizmi al-Hanafi, hal 7; Tadzkiratu al-Khawash/as-Sibth bin al-Jauzi al-hanafi, hal 20; al-Fushul alMuhimmah/Ibn Shabbagh al-Maliki, hal 21.]

Dengan semua ini, mana boleh kami beribadah dengan selain mazhab ini? Mazhab yang memiliki keistimewaan tersebut. Kami rasa tidak perlu lagi menyebutkan ayat-ayat sebelumnya di samping ayat (mubahalah) tersebut.

Itulah sebabnya membaca peringatan Allah di dalam Al Quran bagi kami amat penting dari masa ke semasa. Sentiasa ada peristiwa-peristiwa yang menjadi suri tauladan untuk manusia apa lagi faedah dan kegunaan selain panduan untuk hidup di muka bumi ini.

Sejak dari Adam as bermusuhkan Iblis yang enggan sujud dengan khalifah Allah disebabkan takbur yang melampau berkias lebih mulia kejadiannya dari Adam. Pada hal ia beriman dengan Allah tetapi tidak akur dengan perintah sujud tanda Adam lebih mulia dari makhluk sepertinya. Itu teladan di zaman permulaan kejadian manusia dan lantikan Adam sebagai khalifah Allah. Iblis diberi tangguh. Ia bertekad menyesat manusia. Tetapi ia tidak akan berjaya untuk mengoda orang-orang mukmin.

Ulangan para rasul dan mursalin mempunyai musuh yang terjangkit virus ego atau ananiah tergoda untuk memusuhi para rasul dan mursalin. Lihat sahaja Nuh selama 950 tahun menyeru kepada Tauhid, berapa orang yang beriman.... akhir diseru perkhabaran dan inzar akan ada banjir besar, sesiapa yang menaikinya akan selamat. Kesudahannya ... anak dan isteri juga ingkar dan dirakam di dalam Al Quran.
Nabi Ibrahim bermusuh dengan Namrud. Musa dengan bani Isreal sehingga membunuh nabi-nabi. Nabi Isa hampir dibunuh oleh mereka.

Siapa musuh Ar Rasul. Pemuka Quraisy. Siapa ketuanya. Abi Sufian Ibn Harb. Terpaksa masuk Islam Ketika Fathu Makkah 8 Hijrah.Anaknya Muawiyah dan cucunya Yazid. Siapa yang menentang ahli bait yang Allah sebutkan dalam Al Quran

إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا


1-     Abi Sufian Ibn Harb menentang Muhammad Rasulullah saw.
2-     Muawiyah ibn Abi Sufian berperang dengan Amir il Mu’minin Ali as berjanji dengan Imam Hassan tentang khalifah. Imam Hassan mati di racun Isterinya.
3-     Yazid ibn Muawiyah membunuh Imam Husin di Karbala.
4-     Bani Umaiyah dan Bani Abbassiyah menentang Imam yang yang lain. Semua       imam-imam mati dibunuh atau diracun kecuali Imam Muhammad bin Hasan Askari. Sehingga Allah mengghaibkan Imam Muhammad dalam dua keadaan
Ghaib Sughra : Selama 74 Tahun, di mulai sejak kelahirannya hingga tahun 329, Umat berhubung dengan beliau melalui 4 orang naib-naibnya sehingga semua naibnya mati.
Ghaib Kubra : Sejak Tahun 329 hingga zaman ini.
Dan kelak ia akan di munculkan oleh Allah SWT, untuk memimpin Dunia ini dengan kedamaian . Semoga Allah mempercepat kemunculannya. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
Dalam suatu Riwayat : Barang siapa yang mati tidak menegenal imam di zamannya maka ia matinya mati jahiliyah.
5-       As Sufiani akan menentang Al Yamani terlalu banyak hadis mengenainya riwayat Sunni dan Syi’i.

Pada tahun 1999 kehendak Allah orang-orang Islam Di Iraq telah membaiah Imam Ahmad Al Hassan sebagai Imam Mahdi. Beliau pada mulanya telah diarahkan oleh Imam Muhammad Al Mahdi as (yang sedang ghaib kubra) berlajar di Hauzah di Iraq untuk menjalankan missi pertamanya. Tapi malangnya apabila ditekan oleh pemerintah dan Ulamak Iraq mereka yang membaiah Imam Ahmad Al Hassan Al Yamani as kembali merosot. Imam Ahmad Al Hassan Al Yamani as kembali beruzlah menyendiri kepada Allah.  Kemudian saki baki ansar membaiah semula buat kali kedua. Perkara berlaku dan Imam kembali beruzlah. Akhirnya saki baki ansar membaiah semula buat kali ketiga.

Sehingga Julai 2002 Imam Muhammad Al Mahdi as mengarahkan Imam Ahmad Al Hassan Al Yamani: "Mengumumkan Seruan suci kepada awam" untuk menyeru semua manusia, beriman kepada Imam Ahmad Al Hassan Al Yamani as.
Dan Kenyataan 13 Rajab

Imam Ahmad Al Hassan Al Yamani as membuat kenyataan bagi pihak Imam Muhammad Al Mahdi as bahawa sesiapa sahaja selepas tarikh13 Rajab, 1425 H (12 Ogos 2004) yang tidak mengikut Imam Ahmad Al Hassan Al Yamani as adalah
1.      Terkeluar dari Wilayah Imam Ali bin Abi Talib as dan akan menjadi penghuni neraka dan semua perbuatan dan ibadahnya akan tertolak.

2.      Rasulullah s.a.w. Muhammad ibn Abdullah berlepas tangan dari sesiapa yang menjadi milik baginda namun tidak menyertai seruan suci baginda.

Tahun 2011 seruan Imam Ahmad Al Hassan Al Yamani as telah tersebar ke seluruh dunia di Imani oleh bukan saja Muslim Syi’i dan Sunni malah orang-orang keristian dari serata dunia.

Perbalahan umat Islam Sunnah-Syiah ini terlalu lama. Telah sampai tarikh luputnya. Telah sampai ke penghujungnya. Janganlah kita masih leka berdebat di akhir zaman ini. Terlalu banyak tanda besar kezuhuran Imam Mahdi dan Kemunculan DAJJAL. Pilihlah nak terjangkit dan tenggelam dalam fitnah dajjal atau menyambut seruan AL MAHDI.

Sekarang telah ada orang yang telah di bai’ah (1999 – 2013) sebagai Mahdi yang dijanjikan. Mari kita sahut seruannya. Mengaku sebagai AL MAHDI bukan kerja sesenang menjawat Presiden atau ketua negara mana pun. Ia adalah amanah ALLAH di zaman AL HIDAYAH (Imam Mahdi) selepas zaman AL WILAYAH (Imam-imam 12, Aali Muhammad) selepas zaman AR RISALAH (Muhammad saw) selepas zaman para rasul dan mursalin yang membawa RISALAH AT TAUHID.

Mengaku sebagai AL MAHDI bukan kerja senang untuk memikul AL HIDAYAH memulih dan mengembalikan umat manusia kepada RISALAH AT TAUHID dan menegak SYARIAT ALLAH yang masih tetap menegakkan AR RISALAH Muhammad saw. Itulah tujuan selawat kita: Memuliakan Muhammad dan Keluarganya (ahli baitnya) sebagaimana Allah memuliakan Ibrahim as dan Keluarganya. Akan terkabullah doa Ibrahim as. Lil mutaqina Imama.

Marilah menjadi ansar nabi-nabi, ansar Muhammad dan ahli baitnya ansar Imam Mahdi bahkan Ansar Allah yang akan mempersiapkan diri untuk menentang AS SUFYANI dan MASIHUD DAJJAL.

Tidak rugi sesiapa yang membai’ahnya kerana dia membawa panji Allah, dialah Baqiatullah dialah Al Qaim dialah SAHIBUZ ZAMAAN. Ujilah dia dengan ADZDZAIM hujjah-hujjah berat dan besar apa pun dari dari makruah dan manzurah dari Mukjizat atau ayat-ayat Allah baik dari Al Quran mahupun Taurat, Injil dan Zabur.

Kenalilah musuh Allah, musuh kita umat Islam. Bercermatlah mengenainya. Jangan sampai tertuduh saudara sendiri. Awasi musang berbulu ayam. Kenalilah As Sufyani, Al Yamani, Al Khurasani, Shuib bin Saleh, Bani Tamim dan jangan lupa Ad dajjal dan Ya’juj wa Ma’juj.

Wassalam.    


           



No comments:

Post a Comment