Penyelewengan Umat Islam Dari Jalan Yang Lurus
1. Penyelewengan (Tahrif) Dalam Al-Quran
2.Penetapan Syari’at berdalilkan
(berlandaskan) ‘Akal
3. ‘Aqaid (Akidah-akidah)
4. Menolak Aushiak Rasulullah (sawas)
رابعاً: الإعراض عن أوصياء
النبي) ص (
Pada kenyataannya, As-Sunnah telah menolak
Imam-imam (Aimmah) (as), dan tidak menerima mereka dan tidak merujuk kepada
mereka dalam al-Mutasyabihat.
Mengenai Imam Mahdi (as) mereka menolak samada
pada zaman Ghaibah Sughra (kecil) atau pada zaman Ghaibah Kubra (besar), dan
hampir-hampir hanya Syiah yang lebih mengutamakannya dari mereka dalam menyebutnya
(mengingatnya).
WASHI
Washi adalah seseorang yang dapat menunaikan
seluruh urusan orang yang memberikan wasiat kepadanya, kecuali dalam urusan
tertentu yang diwasiatkan kepadanya yang ia hanya memiliki hak untuk
menunaikannya dalam masalah itu saja.
لِكُلٍّ نَبِيٍ وَصِيٌّ
Setiap nabi memiliki washi
Sejak Nabi Adam (as)washi-washi atau
aushiak wujud dan hidup bersama nabi dan kemudian dilantik oleh Allah sebagai
pemegang wasiat.
Telah diceritakan oleh Allah dalam Al-Quran
anak-anak nabi selalu merebut lantikan washi yang dilantik oleh Allah. Cerita
mudah Qabil membunuh Habil. Kerana Habil dilantik sebagai washi.
Sebab itulah cerita ini diselewengkan
kepada perebutan Isteri
Yusuf washi Ya’qub (as) kerana lantikannya
melalui mimpi Yusuf lalu hendak dibunuh oleh 10 saudaranya, paada hal mereka
adalah anak-anak nabi Ya’qub.
Washi Nabi Muhammad (as), Ali rumahnya
hendak dibakar dia sendiri diikat dan diheret ditanah dipaksa membai’ah jawatan
yang dirampas darinya oleh para sahabat Rasulullah sendiri. Sedangkan mereka
sendiri mendengar sejak dari tahun tahun-tahun awal kerasulan.
Ada terlalu banyak hadits dan fakta sejarah
mengenainya.
1. Hadits Yaum Al-Dâr
Khilâfah Rasulullah (S) dan kepemimpinan umat
Islam bukan merupakan sebuah masalah yang didiamkan oleh Rasulullah (S) hingga
akhir hayatnya dan meninggal tanpa ada menjelaskan umat Islam dengan masalah
kepemimpinan (imâmah) dan khilâfah.
1.Tatkala
ayat
﴿وَأَنْذِرْ
عَشِيرَتَكَ اْلأَقْرَبِينَ﴾
Dan berikanlah peringatan kepada kerabat
terdekatmu (QS. Asy-Syua’ara 26:214) turun pada tahun ketiga bi3-tsah, (kerasulan)
Baginda meminta Imam Ali (as)datang kepadanya
dan bersabda,
Aku diperintahkan Tuhanku untuk mengajak para
kerabatku kepada Islam. Siapkanlah makanan dan semangkuk susu, dan undanglah
Bani Abdul Muththalib supaya aku dapat menjalankan tugas yang dipikulkan di
pundakku kepada mereka.‛
Imam Ali (as) berkata: Aku mengundang
seluruh Bani Abdul Muththalib yang jumlahnya lebih-kurang empat puluh orang.
Makanan yang telah disiapkan, aku
hidangkan.
Mereka menyantap hidangan makanan dan
meminum susu.
Akan tetapi, makanan dan susu yang ada
tidak berkurang-kurang. Manakala Nabi (S) ingin menyampaikan pidato kepada
mereka,
Abu Lahab berkata, ‘Muhammad telah
melakukan sihir kepada kalian.’ Majelis pun bubar sebelum Nabi (S) menyampaikan
pidatonya.
Pada keesokan harinya, Nabi (S) memerintahkan
untuk mengundang mereka kembali dan menyiapkan makanan dan susu untuk mereka.
Ketika mereka telah berkumpul dan selesai
menyantap hidangan, Nabi (S) angkat bicara dan bersabda, ’Wahai Bani Abdul Muththalib, Demi Allah, aku tidak
mengenal seorang Arab yang membawa sesuatu yang lebih baik dari yang aku bawa
kepada kalian.
Aku membawa sesuatu
yang berharga bagi dunia dan akhirat kalian dan Tuhanku menitahkan kepadaku
untuk mengajak kalian kepadanya (Islam).
Siapakah di antara kalian
yang sedia membantuku dalam menjalankan tugas ini?’
Aku (Ali) yang saat itu adalah orang yang
paling muda di antara hadirin, berkata, ’Wahai
Rasulullah! Aku siap membantumu dalam menjalankan tugasmu.’
Rasulullah (S) merangkul leherku dan
bersabda, ’Inilah saudara, washi dan khalifahku di antara kalian. Dengarkanlah
ia dan taatilah perintahnya.’
Pada saat-saat itu, seluruh hadirin berdiri
dan sembari tertawa, mereka berkata kepada Abu Thalib, ’Keponakanmu
memerintahkanmu untuk menaati Ali (anakmu).’‛[ [92]Kanz Al-‘Ummâl, jilid 13,
hal. 131, hadis ke-36419 dan hal. 149, hadis ke-36465; Târikh Thabari, jilid 2,
hal. 62.]
Menurut sebuah riwayat
Rasulullah (S) mengulang tiga kali 93]
No comments:
Post a Comment