Thursday, 27 May 2021

 

Penyelewengan Umat Islam Dari Jalan Yang Lurus

1. Penyelewengan (Tahrif) Dalam Al-Quran

2.Penetapan Syari’at berdalilkan (berlandaskan) ‘Akal

3. ‘Aqaid (Akidah-akidah)

4. Menolak Aushiak Rasulullah (sawas)

رابعاً: الإعراض عن أوصياء النبي) ص (

Pada kenyataannya, As-Sunnah telah menolak Imam-imam (Aimmah) (as), dan tidak menerima mereka dan tidak merujuk kepada mereka dalam al-Mutasyabihat.

Mengenai Imam Mahdi (as) mereka menolak samada pada zaman Ghaibah Sughra (kecil) atau pada zaman Ghaibah Kubra (besar), dan hampir-hampir hanya Syiah yang lebih mengutamakannya dari mereka dalam menyebutnya (mengingatnya).

WASHI     

Washi adalah seseorang yang dapat menunaikan seluruh urusan orang yang memberikan wasiat kepadanya, kecuali dalam urusan tertentu yang diwasiatkan kepadanya yang ia hanya memiliki hak untuk menunaikannya dalam masalah itu saja.

لِكُلٍّ نَبِيٍ وَصِيٌّ

Setiap nabi memiliki washi

Sejak Nabi Adam (as)washi-washi atau aushiak wujud dan hidup bersama nabi dan kemudian dilantik oleh Allah sebagai pemegang wasiat.

Telah diceritakan oleh Allah dalam Al-Quran anak-anak nabi selalu merebut lantikan washi yang dilantik oleh Allah. Cerita mudah Qabil membunuh Habil. Kerana Habil dilantik sebagai washi.

Sebab itulah cerita ini diselewengkan kepada perebutan Isteri

Yusuf washi Ya’qub (as) kerana lantikannya melalui mimpi Yusuf lalu hendak dibunuh oleh 10 saudaranya, paada hal mereka adalah anak-anak nabi Ya’qub.

Washi Nabi Muhammad (as), Ali rumahnya hendak dibakar dia sendiri diikat dan diheret ditanah dipaksa membai’ah jawatan yang dirampas darinya oleh para sahabat Rasulullah sendiri. Sedangkan mereka sendiri mendengar sejak dari tahun tahun-tahun awal kerasulan.

Ada terlalu banyak hadits dan fakta sejarah mengenainya.

 

1. Hadits Yaum Al-Dâr

Khilâfah Rasulullah (S) dan kepemimpinan umat Islam bukan merupakan sebuah masalah yang didiamkan oleh Rasulullah (S) hingga akhir hayatnya dan meninggal tanpa ada menjelaskan umat Islam dengan masalah kepemimpinan (imâmah) dan khilâfah.

1.Tatkala ayat

﴿وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ اْلأَقْرَبِينَ﴾

Dan berikanlah peringatan kepada kerabat terdekatmu (QS. Asy-Syua’ara 26:214) turun pada tahun ketiga bi3-tsah, (kerasulan)

Baginda meminta Imam Ali (as)datang kepadanya dan bersabda,

Aku diperintahkan Tuhanku untuk mengajak para kerabatku kepada Islam. Siapkanlah makanan dan semangkuk susu, dan undanglah Bani Abdul Muththalib supaya aku dapat menjalankan tugas yang dipikulkan di pundakku kepada mereka.‛

Imam Ali (as) berkata: Aku mengundang seluruh Bani Abdul Muththalib yang jumlahnya lebih-kurang empat puluh orang.

Makanan yang telah disiapkan, aku hidangkan.

Mereka menyantap hidangan makanan dan meminum susu.

Akan tetapi, makanan dan susu yang ada tidak berkurang-kurang. Manakala Nabi (S) ingin menyampaikan pidato kepada mereka,

Abu Lahab berkata, ‘Muhammad telah melakukan sihir kepada kalian.’ Majelis pun bubar sebelum Nabi (S) menyampaikan pidatonya.

Pada keesokan harinya, Nabi (S) memerintahkan untuk mengundang mereka kembali dan menyiapkan makanan dan susu untuk mereka.

Ketika mereka telah berkumpul dan selesai menyantap hidangan, Nabi (S) angkat bicara dan bersabda, ’Wahai Bani Abdul Muththalib, Demi Allah, aku tidak mengenal seorang Arab yang membawa sesuatu yang lebih baik dari yang aku bawa kepada kalian.

Aku membawa sesuatu yang berharga bagi dunia dan akhirat kalian dan Tuhanku menitahkan kepadaku untuk mengajak kalian kepadanya (Islam).

Siapakah di antara kalian yang sedia membantuku dalam menjalankan tugas ini?

Aku (Ali) yang saat itu adalah orang yang paling muda di antara hadirin, berkata, ’Wahai Rasulullah! Aku siap membantumu dalam menjalankan tugasmu.’

Rasulullah (S) merangkul leherku dan bersabda, ’Inilah saudara, washi dan khalifahku di antara kalian. Dengarkanlah ia dan taatilah perintahnya.’

Pada saat-saat itu, seluruh hadirin berdiri dan sembari tertawa, mereka berkata kepada Abu Thalib, ’Keponakanmu memerintahkanmu untuk menaati Ali (anakmu).’‛[ [92]Kanz Al-‘Ummâl, jilid 13, hal. 131, hadis ke-36419 dan hal. 149, hadis ke-36465; Târikh Thabari, jilid 2, hal. 62.]

Menurut sebuah riwayat Rasulullah (S) mengulang tiga kali 93]

No comments:

Post a Comment